Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moeldoko Bangun Pabrik Baterai Listrik usai Pensiun dari KSP

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (IDN Times/Trio Hamdani)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Moeldoko berencana membangun pabrik baterai listrik setelah pensiun dari jabatan pemerintahan.
  • Pabrik baterai listrik sudah memasuki tahapan ketiga dengan investasi sekitar 10 juta dolar AS dan lokasi di Pandaan, dekat Malang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan rencananya untuk membangun pabrik baterai listrik setelah pensiun dari jabatan pemerintahan.

Moeldoko mengungkapkan rencana pembangunan pabrik baterai listrik dari hulu ke hilir sudah dia pikirkan sejak 2012, dengan keyakinan atas masa depan baterai listrik. Proses untuk mewujudkannya diakui panjang dan penuh tantangan.

"Karena mungkin saya masih concern memikirkan itu akhirnya Tuhan beri jalan ya. Suatu saat ada teman saya datang (mengingormasikan), 'Pak, ini ada orang yang bergerak di baterai'," kata Moeldoko saat berbincang dengan jurnalis di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).

Saat itu, Moeldoko melihat laboratorium yang sangat sederhana, namun pengusaha tersebut sudah menghasilkan produk baterai. Moeldoko pun melihat potensi besar dalam usaha itu, yang kemudian memotivasi langkah pertamanya dalam membangun proyek tersebut.

Tahapan pertama dimulai dengan mendirikan workshop sederhana untuk meningkatkan kapasitas produksi baterai. Setelah itu, dia menyiapkan fasilitas yang lebih baik untuk mendorong peningkatan kapasitas tersebut, yang menandai masuknya proyek ke tahapan kedua.

1. Rencana pembangunan pabrik sudah melewati beberapa tahapan

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (IDN Times/Trio Hamdani)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (IDN Times/Trio Hamdani)

Moeldoko menjelaskan, proyek pembangunan pabrik baterai listrik kini telah memasuki tahapan ketiga, di mana persiapan telah dilakukan dengan fasilitas yang lebih baik meski berada di lahan seluas 1 hektare (ha).

Pada tahap tersebut, fokusnya adalah menyiapkan produksi prekursor, katoda, dan anoda dengan jalur produksi yang sudah otomatis. Selain itu, dia juga tengah menyiapkan mesin semi-otomatis untuk produksi sel baterai buatan dalam negeri, yang setelah selesai akan diuji di laboratorium.

Jika tahap ketiga berjalan lancar, Moeldoko akan melompat ke tahapan keempat, yaitu memproduksi baterai dengan kapasitas 100 megawatt (MW). Dia optimistis, hasil dari tahap itu dapat dipasarkan atau digunakan sendiri untuk berbagai produk PT Mobil Anak Bangsa (MAB).

"Kalau nanti tahapan keempat ini betul-betul punya lompatan yang tinggi, marketable betul atau setidak-tidaknya saya bisa pakai sendiri ya. Karena saya punya MAB itu sudah banyak varian produknya," paparnya.

Selanjutnya, tahap kelima akan mengarah pada produksi baterai dengan kapasitas 1 gigawatt (GW) per tahun. Meski investasi yang dibutuhkan cukup besar, dia yakin jika tahapan keempat berhasil, akan lebih mudah mendapatkan pendanaan untuk mencapai target tersebut.

2. Fasilitas untuk produksi massal dibangun mulai tahun depan

Mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dia mengungkapkan, lokasi pabrik baterai listrik yang direncanakan berada di daerah Pandaan, dekat Malang. Fasilitas produksi massal baru akan dibangun setelah tahapan ketiga proyek tersebut berhasil.

Saat ini, pihaknya sudah melakukan pencarian vendor yang memproduksi mesin baterai, bukan pabrik baterai, untuk memastikan jalur produksi berjalan otomatis. Mengenai target penyelesaian, Moeldoko memperkirakan fasilitas tersebut akan beroperasi paling lambat awal tahun depan.

"Target saya paling lama sih bulan ketiga dari 2025 ya. Itu paling lama," sebut Moeldoko.

Dia juga menyebutkan, proyek tersebut membutuhkan investasi besar, sekitar 10 juta dolar AS, dan sedang dalam proses mencari pinjaman. Sumber pendanaan kemungkinan berasal dari skema kemudahan yang ditawarkan oleh China.

"Ya kan ada skema dari China ya, yang kalau kita akan belanja dari sana ada skema kemudahan ya. Ada itu udah kita temukan sih ya. Sepanjang belanjanya dari sana, dan kebetulan mesin produksinya dari sana, sehingga nanti mungkin lebih mudah," tuturnya.

3. Moeldoko mau gandeng Huawei buat pabrik baterai listriknya

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Moeldoko menjelaskan, proyek pabrik baterai listrik yang sedang dikembangkannya berada di bawah merek baru bernama Electric Battery Indonesia (ELBI), entitas terpisah dari MAB yang berfokus pada pengembangan baterai listrik untuk berbagai jenis kendaraan.

Baterai yang diproduksi oleh ELBI, menurut Moeldoko, akan tersedia untuk umum, dimulai dengan produksi baterai sepeda motor. Setelah itu, rencana pengembangan akan berlanjut ke baterai untuk angkutan kota (angkot), van, hingga truk engkel.

Dia juga membuka kemungkinan menjual baterai secara langsung atau bekerja sama dengan penyedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk skema penyewaan dan penggantian baterai.

Bahan baku baterai seluruhnya berasal dari dalam negeri, dengan menggunakan teknologi solid-state yang lebih aman karena tidak menggunakan cairan, sehingga tidak berisiko kebakaran. Baterai tersebut berbasis silika.

Dia juga menyebut laboratorium produksi baterai sudah berjalan dan menghasilkan baterai dengan kekuatan lebih dari 120 km, jauh di atas baterai sepeda motor listrik yang ada saat ini. Selain itu, baterai ELBI memiliki keunggulan dalam hal pengisian daya yang lebih cepat, dengan waktu pengisian kurang dari satu jam.

"Dan saya sudah komunikasi dengan Huawei, nanti saya akan membangun kerja sama bagaimana Huawei sudah melakukan riset untuk charging itu 1 kilometer 1 second-nya," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
Jujuk Ernawati
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us