Panasonic Gobel Ikut Terdampak Kebijakan Resiprokal Trump

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI yang sekaligus pengusaha nasional, Rachmat Gobel, mengakui ada dampak kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap industri elektronik yang dimilikinya yakni, PT Gobel International.
Perlu diketahui, Rachmad Gobel merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan Gobel Group yang didirikan oleh ayahnya, Thayeb Mohammad Gobel.
"Kalau ditanya Panasonic Gobel terpengaruh gak dengan kebijakan ini? Kita ke Amerika Serikat pasti ada dampaknya, karena saat ini kita buat baterai lithium dan diekspor ke Amerika jadi pasti ada dampaknya," ungkap Rachmat Gobel dalam Real Talk with Uni Lubis by IDN Times, Jumat (5/4/2025).
1. Ekspor produk Panasonic ke Amerika tidak terlalu besar

Namun, ia menambahkan bahwa dampak terhadap ekspor ke Amerika tidak terlalu signifikan karena secara presentase jumlah ekspornya tidak terlalu besar dibandingkan negara lainnya.
"Tapi ke Amerika gak besar komposisinya atau persentasenya," jelasnya.
Terkait potensi kerugian atau seberapa besar dampaknya, Rachmat Gobel masih enggan menjelaskan secara detail karena ia masih harus menghitung dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Trump terhadap Indonesia.
2. Industri padat karya memiliki orientasi ekspor dan sensitif terhadap perubahan kebijakan perdagangan global

Menurut Gobel dampak terbesar dari kebijakan ini akan dirasakan oleh sektor industri padat karya, khususnya industri garmen, tekstil, produk tekstil, dan alas kaki. Sektor-sektor ini sangat bergantung pada ekspor dan sangat sensitif terhadap perubahan tarif perdagangan internasional.
Sebagai contoh, Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara pun telah menutup operasionalnya dan menunjukkan kesulitan yang dihadapi sektor ini. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa Indonesia perlu memperhatikan sektor industri padat karya agar dapat tetap bersaing secara global.
"Pasti itu sangat besar (dampak tarif Trump). Salah satu yang paling terpengaruh adalah industri-industri padat karya, seperti garmen, tekstil, produk tekstil, dan alas kaki," ujarnya.
3. Perlu keberpihakan pemerintah terhadap industri padat karya

Menurutnya pemerintah harus aktif mendorong perkembangan industri-industri padat karya di Indonesia, apalagi sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja, seperti garmen, alas kaki, dan pertanian. Dengan demikian, sektor-sektor ini bukan hanya berperan dalam perekonomian, tetapi juga memiliki dampak besar pada penyerapan lapangan kerja di Indonesia.
"Kalau dilihat yang termasuk besar itu kan garmen, alas kaki, dan juga produk pertanian. Sektor-sektor ini memiliki penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih kepada sektor-sektor ini, bukan hanya sekadar melihatnya sebagai bisnis semata," ujar Gobel.
Oleh karena itu, diperlukan konsep yang jelas dalam mendukung sektor industri ini, serta memberikan insentif yang tepat agar sektor-sektor padat karya dapat bersaing di pasar global.
"Mestinya pemerintah harus mendorong industri-industri ini sendiri. Kalau kita bicara penciptaan lapangan kerja, bagaimana konsepnya? Bagaimana dukungan dari Kementerian Keuangan? Apa insentif yang harus diberikan?" jelas Gobel.