Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Pantau Ketat Harga Minyak Imbas Serangan Iran

Kilang minyak (Pixabay)
Kilang minyak (Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Migas Kementerian ESDM), Tutuka Ariadji menyoroti dampak serangan Iran ke Israel terhadap pasar minyak dunia.

Dia, menekankan perlunya kehati-hatian dalam mengevaluasi dampak serangan Iran ke Israel. Menurutnya, prediksi jangka panjang mungkin kurang akurat, sehingga penting untuk memantau respons pasar saat ini sebelum membuat proyeksi lebih lanjut.

“Tentunya ini dalam jangka pendek ini kita memerlukan kehatian-kehatian karena prediksi yang lebih panjang saya kira akan kurang akurat. Jadi kita lihat dulu respons saat ini. Kita tunggu dulu baru kita melihat minggu ke depan,” kata dia Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter x IDN Times, Senin (15/4/2024).

1. Kementerian ESDM soroti tiga aspek penting terkait dampak ke harga minyak

ilustrasi drone Iran (unsplash.com/Ant Rozetsky)
ilustrasi drone Iran (unsplash.com/Ant Rozetsky)

Tutuka menggarisbawahi tiga aspek penting terkait dampak serangan Iran ke Israel terhadap pasar minyak global. Pertama, dia menyoroti pentingnya respons dari investor, produsen, dan konsumen dalam mengevaluasi risiko masa depan.

“Jadi, seperti contoh bagaimana potensi respons Israel memengaruhi persepsi kemungkinan terjadinya eskalasi pasar, ini juga perlu dilihat,” ujarnya.

Kedua, dia menyatakan harga minyak ke depan akan mencerminkan risiko geopolitik yang terkait dengan konflik tersebut. Hal itu menunjukkan ketidakpastian politik dapat menjadi faktor penting dalam menentukan harga minyak di masa mendatang.

Ketiga, Tutuka menyebut anggota-anggota OPEC kemungkinan akan berupaya untuk meredam kenaikan harga minyak ke depan.

2. Harga minyak mentah berpotensi tembus 100 dolar AS per barel

Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Kementerian ESDM mencatat sejak Februari 2024, terjadi kenaikan harga rata-rata sekitar 5 dolar AS per barel per bulan sebelum adanya serangan Iran terhadap Israel. Dia berpendapat serangan tersebut dapat mendorong harga minyak mendekati angka 100 dolar per barel.

Namun demikian, Tutuka menegaskan proyeksi tentang apakah kenaikan harga tersebut akan bersifat sementara atau berlanjut akan tergantung pada respons Israel dan Amerika Serikat terhadap konflik tersebut.

“Saya lebih cenderung untuk menunggu dulu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap hal tersebut. Jadi masih diskusi,” tambahnya.

3. Harga minyak mentah Indonesia dan dolar AS trennya naik

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Tutuka menguraikan tren pasar dalam kurun waktu 40 bulan terakhir, khususnya terkait dengan nilai tukar dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

Dia menyatakan dari data yang dipantau, terlihat nilai tukar memiliki kecenderungan naik sekitar Rp50 per bulan. Meskipun terjadi fluktuasi, namun secara keseluruhan terjadi kenaikan.

Lebih lanjut, dia menyoroti ICP mengalami kenaikan yang konsisten sejak Februari hingga Maret-April, dengan rata-rata kenaikan sekitar 5 dolar AS per barel per bulan.

“Jadi keduanya ini sangat tidak menguntungkan. Kalau ditotal pengaruhnya untuk Indonesia,” tambah Tutuka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us