Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah RI Pantau Ekonomi Global, termasuk Dinamika Pilpres AS

Capres AS Partai Demokrat, Kamala Harris dan Capres AS Partai Republik, Donald Trump. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Indonesia sangat bergantung pada konsumsi negara-negara besar seperti Eropa, China, dan AS
  • Pemerintah Indonesia memantau kebijakan para kandidat presiden AS terkait pengembalian sektor manufaktur ke dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia, seperti negara-negara ASEAN lainnya, sangat bergantung pada konsumsi dari negara-negara besar seperti Eropa, China, dan Amerika Serikat (AS).

Oleh karenanya, dia menekankan pentingnya memantau kondisi ekonomi global, termasuk dinamika pemilihan presiden (pilpres) AS, mengingat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini belum mencapai level sebelum pandemik COVID-19.

Sebelum pandemik COVID-19, pertumbuhan ekonomi global relatif tinggi, mencapai lebih dari 6 persen. Namun, rata-rata pertumbuhan saat ini hanya sekitar 3 persen, yang menandakan perekonomian global masih dalam kondisi yang belum stabil.

"Sehingga kita juga harus memperhatikan perkembangan kekuatan ekonomi di negara-negara lain," kata Airlangga kepada jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

1. Airlangga sebut kebijakan ekonomi AS berubah saat berganti presiden

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (IDN Times/Sonya Michaella)

Airlangga menjelaskan, pemerintah Indonesia memantau kebijakan para kandidat presiden AS. Dia menyoroti kebijakan Presiden Joe Biden yang mendorong pengembalian sektor manufaktur ke dalam negerinya.

"Ya, kalau kita melihat saja karena memang sekarang dengan kemarin Joe Biden, itu kan juga mendorong agar manufacturing kembali ke Amerika," tuturnya.

Sebelumnya, AS mendukung produksi manufaktur di negara-negara Asia, termasuk China. Namun, dengan kemajuan teknologi di Asia, khususnya di China, AS kini berupaya mengurangi ketergantungan pada kawasan tersebut.

Untuk itu, pemerintah AS telah mengeluarkan kebijakan seperti Inflation Reduction Act, yang mencakup kebijakan terkait mineral kritis.

2. Kepemimpinan AS secara tak langsung bisa pengaruhi harga minyak

Capres AS Partai Demokrat, Kamala Harris dan Capres AS Partai Republik, Donald Trump. (IDN Times/Aditya Pratama)

Airlangga mengungkapkan harga minyak dunia sangat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik di Timur Tengah, khususnya ketegangan antara Iran dan Israel. Dia menegaskan dinamika politik di kawasan tersebut dapat berdampak signifikan pada harga komoditas global.

Selain itu, menurutnya, kepemimpinan di Amerika Serikat juga berperan besar dalam memengaruhi jalannya konflik, baik di Ukraina maupun di Israel, yang turut mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan harga energi.

"Tentu kepemimpinan di Amerika akan sangat berpengaruh juga terhadap baik itu perang di Ukraina maupun perang di Israel," ucapnya.

3. Investor wait and see menunggu hasil pilpres AS

ilustrasi mendapatkan keuntungan berinvestasi (unsplash.com/PiggyBank)

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong memprediksi rupiah akan bergerak dalam level konsolidasi dengan kecenderungan melemah secara terbatas terhadap dolar AS. Menurutnya, para investor cenderung bersikap menunggu dan mencermati alias wait and see menjelang hasil pilpres AS.

"Rupiah diperkirakan akan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan kecenderungan melemah terbatas. Investor cenderung wait and see menantikan hasil pilpres AS," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us