Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penduduk Miskin di Indonesia Turun Jadi 25,9 Juta Orang

Sejumlah pemulung mencari barang bekas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (6/7/2021) (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)
Sejumlah pemulung mencari barang bekas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (6/7/2021) (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Jakarta, IDN Times- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen dari total penduduk atau mencapai 25,9 juta.

"Jumlah penduduk miskin menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2023," Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (17/7/2023). 

1. Tingkat kemiskinan belum pulih ke level sebelum COVID-19

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto/Trian IDN Times
Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto/Trian IDN Times

Meskipun terus mengalami penurunan, tingkat kemiskinan di Maret 2023 dinilainya belum pulih seperti sebelum pandemik COVID-19.

Pada September 2019, penduduk miskin mencapai 9,22 persen poin atau 24,78 juta orang, kemudian mulai mengalami kenaikan pada Maret 2020 menjadi 26,42 juta orang, dan sebesar 27,55 juta orang September 2020.

"Selanjutnya jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 mulai turun jadi 27,54 juta orang, pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, lalu September 2022 menjadi 26,36 juta orang," paparnya.

2. Faktor penyebab kemiskinan terus turun

ILUSTRASI (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
ILUSTRASI (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Atqo menjelaskan, penurunan kemiskinan ditopang menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya nilai tukar petani, dan rendahnya laju inflasi. Selain itu, didukung keberhasilan penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah dan turunnya harga sejumlah bahan pokok.

"Perpaduan perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang membaik, penyaluran bantuan sosial serta perkembangan harga pangan ini mempengaruhi tingkat kemiskinan pada Maret 2023," ucapnya. 

3. Disparitas kemiskinan perkotaan dan desa masih lebar

Ilustrasi kemiskinan. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Ilustrasi kemiskinan. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Ia menjelaskan terjadi disparitas tingkat kemiskinan berdasarkan wilayah. Tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 12,22 persen, sedangkan di perkotaan 7,29 persen.

Bila dibandingkan kondisi September 2022, terjadi penurunan kemiskinan di desa sebesar 0,14 persen, sedangkan di wilayah perkotaan mengalami penurunan 0,24 persen.

"Tentunya, jika dibandingkan kondisi sebelum pandemik COVID-19, tingkat kemiskinan di pedesaan, sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemik COVID-19. Sedangkan kemiskinan di wilayah perkotaan masih lebih tinggi dari sebelum pandemik COVID-19," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us