Pengusaha Tak Persoalkan Harga Nikel Anjlok, Ini Alasannya

Jakarta, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tak mempersoalkan anjloknya harga nikel saat ini. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, penurunan harga nikel bukan masalah besar.
Sebab, Indonesia dapat memproses bahan baku tersebut menjadi produk setengah jadi dengan biaya lebih rendah. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing di pasar.
“Harga turun buat yang punya barang banyak, tanda kutip Indonesia, itu bisa dibilang tidak terlalu penting. Kenapa? Karena artinya kita justru bisa memproses bahan baku menjadi bahan setengah jadi dengan harga lebih murah yang bisa meningkatkan competitiveness untuk para pembeli,” kata dia dalam diskusi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (29/1/2024).
1. Diperlukan teknologi untuk mengolah nikel di dalam negeri

Anin mengungkapkan bahwa tantangannya terletak pada kemampuan untuk mencari dana dan teknologi agar dapat memproses nikel secara optimal demi kepentingan sendiri.
Jika berhasil melewati ujian tersebut, Anin percaya bahwa nikel tetap diminati dan harganya akan menyesuaikan diri dengan keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
“Kalau kita lolos ujian ini, saya rasa nikel itu akan bisa tetap menjadi suatu yang diminati dan harganya akan adjusting sendiri karena kan supply-demand. Dengan adanya demand tambahan pasti kan harganya naik,” sambungnya.
2. Pemanfaatan nikel di dalam negeri akan beri manfaat jangka panjang

Anin menyatakan bahwa jika nikel banyak digunakan dalam negeri, itu berarti daur ulangnya juga akan terjadi di dalam negeri. Hal tersebut dapat menurunkan harga nikel karena sebagian besar material yang telah dipakai dapat digunakan kembali (recycle) hingga 99 persen.
Menurut Anin, hal itu merupakan suatu aspek yang positif dan berkelanjutan jangka panjang bagi Indonesia, karena dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku.
“Kalau misalnya banyak digunakan dalam negeri artinya recycle-nya akan ada di dalam negeri juga. Nah, ini bisa membuat harganya bisa relatif makin rendah lagi karena yang sudah dipakai 99 persen bisa terpakai lagi. Nah, saya rasa itu merupakan suatu justru sebenarnya jangka panjang,” ujarnya.
3. Pengusaha perlu menyesuaikan diri di awal-awal

Anin menjelaskan bahwa bagi dunia usaha yang melakukan pengolahan nikel, secara keseluruhan, prospek jangka panjangnya seharusnya baik.
Meskipun pada awalnya mungkin terjadi penyesuaian jangka pendek karena biasanya harga nikel yang diolah lebih tinggi, Anin menekankan bahwa penurunan harga nikel tersebut masih jauh di bawah nilai tambah yang dihasilkan melalui proses pengolahan.
“Mesti ada penyesuaian karena biasanya harganya lebih tinggi. Tapi kalau buat yang tujuannya memproses, tidak perlu takut karena penurunan harga nikel itu jauh di bawah daripada nilai tambah yang dibuat kalau diolah. Tapi kuncinya mesti diolah,” tambahnya.