Penjualan Eceran Mei Diproyeksi Naik 2,6 Persen, Ada Libur Nasional

- Perbaikan kinerja penjualan eceran didorong oleh momen libur panjang,
- Normalisasi konsumsi pasca-Lebaran menyebabkan penjualan ritel Indonesia pada April 2025 mengalami kontraksi 5,1 persen (mtm).
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan eceran pada Mei 2025 akan mengalami kontraksi sebesar 0,06 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Kontraksi ini jauh lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 5,1 persen. Namun secara tahunan (year on year/yoy), penjualan eceran Mei 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 2,6 persen menjadi 234,0.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, perbaikan kinerja tersebut didorong oleh peningkatan penjualan beberapa kelompok. Di antaranya, perlengkapan rumah tangga lainnya, barang budaya serta rekreasi, yang masing-masing tumbuh sebesar 5,5 persen dan 0,2 persen (mtm).
“Perbaikan ini seiring dengan peningkatan permintaan selama masa libur dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Peningkatan Yesus Kristus,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi Jumat (13/6/2025)
1. Perbaikan kinerja penjualan eceran diperkirakan karena momen libur panjang

Berdasarkan kelompok barang, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, dan barang budaya serta rekreasi tercatat mengalami peningkatan yang mendukung kinerja penjualan. Pertumbuhannya masing-masing sebesar 5,5 persen (mtm) dan 0,2 persen (mtm).
Selain itu, perbaikan terbatas juga terjadi pada beberapa kelompok atau subkelompok. Antara lain subkelompok sandang yang turun sebesar 1,8 persen (mtm), peralatan informasi dan komunikasi turun 1,6 persen, makanan, minuman, dan tembakau turun 0,7 persen, serta subkelompok suku cadang dan aksesoris turun 2,6 persen.
"Perbaikan kinerja penjualan tersebut seiring dengan meningkatnya permintaan selama periode libur cuti bersama dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus," ujar Denny.
2. Normalisasi konsumsi usai Lebaran akibatkan penjualan ritel lesu pada April

Sementara itu, penjualan ritel Indonesia untuk April 2025 berada di 235,5 yang cukup stabil dari 236,3 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini diukur dengan Indeks Penjualan Riil (IPR).
Angka tersebut ditopang pertumbuhan pada kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, dan barang budaya dan rekreasi.
Namun pada basis bulanan, penjualan ritel Indonesia pada April 2025 menunjukkan kontraksi 5,1 persen (mtm). Penurunan ini dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi pasca-Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
3. Penjualan eceran 3 hingga 6 bulan ke depan diperkirakan meningkat

Lebih lanjut, responden memperkirakan penjualan eceran pada Juli dan Oktober, atau dalam 3 dan 6 bulan ke depan akan meningkat. Proyeksi Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP)-nya masing-masing sebesar 145,8 dan 149,3.
Responden menyampaikan, peningkatan IEP pada Juli 2025 didorong tingginya permintaan selama puncak musim libur sekolah dan periode midseason sale pada Juni–Juli.
Saat itu, para peritel menerapkan strategi potongan harga. Sementara itu, peningkatan IEP pada Oktober didukung oleh perkiraan kelancaran distribusi.