3 Penyebab Harga Emas Naik, Bakal Bertahan Tinggi Terus?

Jakarta, IDN Times - Harga emas dunia dan logam mulia Antam terus melambung sepekan ini.
Harga emas dunia mencapai 2.770 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce (toz) pada Jumat (24/1/2025). Dilansir Trading Economics, angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2024 lalu.
Adapun harga emas batangan atau logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada Sabtu (25/1) kemarin hingga hari ini, Minggu (26/1/2025).
Menurut analis emas, Ibrahim Assuaibi, ada tiga penyebab utama lonjakan harga emas baru-baru ini.
1. Tiga penyebab lonjakan harga emas

Pertama, permintaan Presiden AS Donald Trump agar suku bunga acuan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), turun. Meski Presiden tak boleh mengintervensi kebijakan Bank Sentral, namun pernyataan Trump dinilai mempengaruhi pasar.
“Penyebab harga emas dunia ini mengalami penguatan, salah satunya adalah pernyataan dari Donald Trump di Davos, Swiss, yang mengatakan bahwa suku bunga harus diturunkan,” kata Ibrahim kepada IDN Times.
Kedua, respons Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terhadap janji Trump untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. Dilansir Euractiv, Zelenskyy mengatakan, mewujudkan perdamaian bukanlah hal yang mudah, apalagi Rusia tak menunjukkan keinginan untuk damai. Dia juga mengatakan, dalam upaya membawa perdamaian, Ukraina harus dilibatkan.
Budaya perang dagang dari Trump yang akan diterapkan kembali di AS juga menyebabkan lonjakan harga emas. Apalagi, sudah ada beberapa negara yang kemungkinan menjadi sasaran kembali, terutama China.
“Nah, ini salah satu yang membuat harga emas dunia mengalami kenaikan,” tutur Ibrahim.
2. Harga emas berpotensi naik lagi

Dengan faktor-faktor di atas, Ibrahim memprediksi harga emas di penghujung Januari 2025 ini bisa melonjak lagi.
“Kemungkinan besar itu di 2.787 dolar AS per toz, kalau turun 2.670 dolar AS per toz, itu range-nya.
3. Lonjakan harga emas hanya sementara

Namun, Ibrahim melihat kenaikan harga emas hanya untuk sementara. Dia melihat harga emas berpeluang turun pada Februari mendatang. Namun, untuk emas dalam negeri, masih harus menyesuaikan pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS.
Per Jumat (24/1) kemarin, kurs rupiah menguat 112 poin atau 0,69 persen ke RP16.171,5 per dolar AS.
“Kenaikan ini ya kemungkinan hanya sesaat ya, gak mungkin secara jangka menengah, jangka panjang naik,” ucap Ibrahim.