Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah mengalami penguatan atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (7/2/2024) pagi.
Kurs rupiah dibuka menguat pada level Rp15.726 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, hingga pukul 09.15 WIB, kurs rupiah ada di level Rp15.713 per dolar AS atau menguat 17 poin (0,11 persen).
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa, 6 Februari 2024, kurs rupiah ada pada level Rp15.730 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menilai, rupiah berpeluang mengalami penguatan hari ini.
Hal tersebut imbas dari pernyataan petinggi Bank Sentral AS atau The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuan tahun ini.
"Petinggi Bank Sentral AS, Presiden wilayah Cleveland, Loretta Mester mempertegas soal peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini. Tanpa adanya data ekonomi AS yang baru, pernyataan Mester ini bisa dijadikan penggerak dolar AS. Ini sentimen negatif untuk dolar AS," tutur Ariston kepada IDN Times, Rabu pagi.
Di sisi lain, rupiah juga kedapatan sentimen positif atas data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) 2023.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Ariston.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,04 persen year on year (yoy) pada kuartal-IV 2023. Hal itu sejalan dengan estimasi konsensus 5 persen dalam survei Bloomberg dan lebih tinggi dari pertumbuhan 4,94 persen yang tercatat pada kuartal-III 2023.
Hal tersebut kemudian membawa pertumbuhan PDB tahun penuh atau full year 2023 menjadi 5,05 persen. Itu juga sejalan dengan estimasi konsensus 5,03 persen, tetapi jauh di bawah target pemerintah sebesar 5,3 persen untuk 2023.
Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksikan kurs rupiah bisa ditutup menguat pada akhir perdagangan sore nanti.
"Peluang penguatan hari ini ke arah Rp15.680 dengan potensi resisten di sekitar Rp15.750," kata dia.