Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Petani Sudah Bisa Tebus Pupuk Subsidi sejak 1 Januari 2025

Pabrik pupuk milik Pupuk Indonesia. (Foto: PT Pupuk Indonesia)
Intinya sih...
  • Penyaluran pupuk bersubsidi 2025 mencatat sejarah baru
  • Antusiasme petani dalam menebus pupuk subsidi sangat luar biasa

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan, proses distribusi pupuk bersubsidi 2025 mencatat sejarah baru. Sejarah itu adalah surat keputusan penyaluran dari seluruh pemerintah daerah sudah selesai ditandatangani sebelum pergantian tahun 2025.

Dengan terbitnya surat tersebut, maka penyaluran pupuk bersubsidi dapat berjalan tepat pada 1 Januari 2025.

"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah yang telah ikut mendukung proses penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2025. Dengan kinerja penyaluran pupuk bersubsidi yang lebih baik, kami berharap petani bisa mendapatkan pupuk yang cukup untuk kebutuhan musim tanam pertama di tahun 2025," kata dia dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (9/1/2025).

1. Ada lebih dari 91 ribu transaksi penebusan pupuk hingga 6 Januari 2025

Pupuk Indonesia mencatat sebanyak 80.337 petani telah menebus pupuk bersubsidi dengan total 91.913 transaksi. Jumlah penebusan pupuk bersubsidi yang relatif tinggi ini didorong oleh perbaikan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi pada 2025. (Foto: PT Pupuk Indonesia)

Rahmad mengungkapkan antusiasme petani dalam menebus pupuk subsidi sangat luar biasa. Bahkan ada petani yang sudah melakukan penebusan pupuk pada dini hari pada 1 Januari 2025.

"Pada tanggal 1 Januari, kami mencatat terdapat 6.693 transaksi penebusan pupuk," katanya.

Sementara berdasarkan data Pupuk Indonesia, hingga 6 Januari 2025, sudah ada 91.913 transaksi penebusan pupuk bersubsidi di distributor resmi maupun kios di seluruh Indonesia. Jumlah petani yang melakukan penebusan mencapai 80.337 orang.

Volume pupuk yang berhasil disalurkan selama 6 hari pertama 2025 mencapai hampir 25 ribu ton pupuk bersubsidi, dengan rincian 14.632 ribu ton pupuk urea, 9.960 ton pupuk NPK, 60 ton NPK Kakao dan 130 ton pupuk organik.

2. Siapkan stok pupuk bersubsidi

Ilustrasi pupuk subsidi. (dok. Pupuk Indonesia)

Pupuk Indonesia juga terus menyiapkan stok pupuk bersubsidi agar mencukupi kebutuhan pada masa tanam di awal 2025. Selain itu, Pupuk Indonesia terus mempersiapkan infrastruktur pendistribusian pupuk, seperti sistem digital yang andal dan dapat memudahkan petani menebus pupuk bersubsidi hanya menggunakan KTP.

"Semua capaian yang berhasil kita gapai pada 2024 dan awal 2025 ini merupakan hasil kolaborasi yang erat antara pemerintah dan Pupuk Indonesia. Sebagai produsen, Pupuk Indonesia amat mengapresiasi pemerintah yang bergerak cepat dalam memperbaiki tata kelola distribusi pupuk bersubsidi," tutur dia.

3. Genjot produksi pupuk untuk capai swasembada pangan

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi. (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Rahmad mengatakan, Pupuk Indonesia akan terus berupaya menggenjot produksi agar bisa memenuhi alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton pada 2025.

Dia meminta petani tak perlu khawatir alokasi pupuk yang telah ditetapkan pemerintah itu berkurang karena fluktuasi harga bahan baku atau gas. Sebab, penentuan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 tak lagi berdasarkan alokasi anggaran, melainkan volume pupuk yang telah ditetapkan pemerintah.

"Dengan kebijakan baru ini, jumlah pupuk yang akan disalurkan ke petani dipastikan mencapai 9,55 juta ton dan tidak akan terpengaruh oleh fluktuasi harga gas dan bahan baku pupuk lainnya" ucapnya.

Dia pun berharap alokasi pupuk bersubsidi pada tahun ini dapat mendukung program prioritas pemerintah untuk mencapai swasembada pangan secepat-cepatnya.

Pemerintah pada tahun ini akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) yang diharapkan dapat menyederhanakan proses distribusi pupuk bersubsidi. Perpres ini nantinya akan mengurangi jumlah kementerian dan lembaga yang terlibat dalam proses distribusi, sehingga mempercepat dan mempermudah alur pengiriman pupuk ke petani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us