Potensi Indonesia Bangun Ekonomi Kreatif Mirip K-Wave, Bisa?

Jakarta, IDN Times - Indonesia terus menggedor potensi ekonomi kreatifnya. Dengan jumlah penduduk yang besar dan budaya kaya, Indonesia diyakini memiliki modal kuat demi memperluas pengaruhnya.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam, menyatakan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan heterogenitas budaya dan banyaknya kekayaan intelektual yang tersedia. Beberapa kesenian bahkan sudah merebut pasarnya tersendiri, baik dalam dan luar negeri.
Lagu-lagu berbahasa Jawa memang belakangan laku di Indonesia, bahkan Malaysia dan Singapura. Terlebih, beberapa penyanyi Indonesia terkenal pula di dua negara tersebut.
"Kita punya aset karena budaya yang kaya. Pada dasarnya, semua negara punya potensi menciptakan ekonomi kreatif dari budayanya sendiri," kata Neil dalam seminar bersama Foreign Policy Community of Indonesia dan Korea Foundation beberapa waktu lalu.
1. Harus selesaikan banyak PR

Namun, Indonesia harus bekerja keras demi membangun ekosistem ekonomi kreatifnya. Banyak PR harus diselesaikan seperti infrastruktur, pemerataan talenta, hingga peningkatan literasi digital, yang menjadi fondasi dalam ekonomi kreatif.
Akses modal juga jadi salah satu hal yang perlu disorot. Sebab, banyak potensi yang bisa digali lewat kuliter, game, fesyen, namun sering mengalami kesulitan mengembangkannya karena butuh modal besar.
"Pendekatan strategis juga dibutuhkan agar produknya bisa diterima. Jadi, bukan cuma lewat influencer," kata Neil.
2. Kebebasan berekspresi sangat penting
Peneliti dan kandidat PhD Harvard University, Gangsim Eom, merasa tantangan lain dari perkembangan ekonomi kreatif adalah sensor. Aturan sensor harus diperjelas agar tak mengekang kebebasan berekspresi. Sebab, berkaca dari kesuksesan K-Wave, menurut Eom, pemerintah Korea Selatan memberikan kebebasan terhadap pelaku industri kreatif untuk mengembangkan dirinya.
"Selain pendanaan, kebebasan berekspresi juga penting," ujar Eom.
3. Indonesia bisa langsung dekati pasar global

Eom percaya Indonesia bisa mendongkrak daya tawarnya lewat ekonomi kreatif yang menjadi alat dalam diplomasi budaya. Dengan kekayaan budaya Indonesia, Eom merasa modal yang dimiliki sudah kuat.
Kuncinya, ditegaskan Eom, Indonesia bisa melakukan pendekatan yang tepat dengan menyasar langsung pasar global. Selain itu, penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam penyebaran informasi dan produk ekonomi kreatif juga bisa dimanfaatkan.
"Menyasar pasar global seperti Amerika Serikat bisa jadi pilihan, ketimbang ke Asia," kata Eom.