Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo Minta Produksi Minyak Tembus 1 Juta Barel, Begini Strateginya

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Intinya sih...
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengakui kesulitan mencapai target lifting minyak 900 ribu-1 juta barel/hari pada 2028-2029.
  • Strategi yang diuraikan Bahlil antara lain mengaktifkan kembali sumur idle, mengoptimalkan sumur dengan teknologi EOR, dan mempercepat pengembangan sumur yang telah dieksplorasi.
  • Bahlil menekankan pentingnya tata kelola yang lebih baik dan penggunaan teknologi dalam meningkatkan produksi minyak nasional.

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui, tidak mudah untuk meningkatkan produksi minyak nasional (lifting) menjadi sekitar 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2028-2029.

Angka tersebut merupakan target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Meski tak mudah, pemerintah tetap optimistis dapat mencapainya.

"Bapak Presiden Prabowo menargetkan di 2028-2029 sudah harus kita punya lifting kurang lebih sekitar 900 ribu sampai 1 juta. Ini bukan pekerjaan gampang. Tapi ya (saya) sebagai anak dari Timur kan gak boleh menyerah," kata Bahlil dalam BeritaSatu Outlook 2025 di The Westin Jakarta, Kamis (30/1/2025).

1. Ada tiga strategi menggenjot lifting minyak

Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil menguraikan tiga strategi untuk meningkatkan produksi minyak nasional agar target 1 juta barel tercapai. Pertama, mengaktifkan kembali sumur-sumur yang tidak beroperasi (idle).

"Yang kedua adalah kita mengoptimalkan sumur-sumur yang ada itu dengan teknologi termasuk EOR (Enhanced Oil Recovery)," sebutnya.

Ketiga, mempercepat pengembangan sekitar 300 sumur yang telah selesai dieksplorasi namun belum memiliki rencana pengembangan (Plan of Development/POD).

2. Tata kelola sektor minyak perlu diperbaiki

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil mengungkapkan adanya masalah pada tata kelola sektor minyak yang perlu diperbaiki. Meskipun tidak memiliki latar belakang bisnis atau pengalaman di industri minyak, instingnya mendeteksi ketidakberesan dalam pengelolaan sektor tersebut.

"Saya nggak pernah punya pengalaman di minyak. Tapi penciuman saya sebagai mantan Ketua Umum HIPMI, ini ada yang gak beres. Tata kelola mungkin yang kita harus clear-kan," tegasnya.

3. Optimalisasi dengan teknologi perlu digenjot

ilustrasi perusahaan minyak dan gas (migas) dunia (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil mengungkapkan, dari total lebih dari 40 ribu sumur minyak yang ada di Indonesia, hanya sekitar 16 ribu yang masih aktif, sementara sisanya dalam kondisi idle dan masih berada di bawah konsesi Pertamina maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.

"Dan sumur-sumur kita ini udah pada tua. Ini jujur aja. Ini usia 75 tahun disuruh lari maraton. Ya mampus lah kira-kira," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bahlil menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam meningkatkan produksi minyak.

Dia menjelaskan di AS, produksi minyak dapat meningkat dari 3 juta menjadi 13 juta barel per hari dengan penerapan teknik pengeboran horizontal, yang memungkinkan ekstraksi minyak dari bagian yang sebelumnya sulit dijangkau.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us