5 Program Keren PT Vale Indonesia di Lahan Pascatambang

- Subsektor pertambangan dan penggalian berkontribusi sebesar Rp 2.198 triliun atau 10,5 persen dari total PDB di Indonesia pada tahun 2023.
- PT Vale Indonesia berkomitmen mereklamasi lahan bekas tambang hingga 70 persen pada tahun 2025 dengan penanaman pohon sebanyak 4,8 juta pohon.
- Program #menambangkebaikan PT Vale Indonesia mencakup reklamasi lahan pascatambang, upaya konservasi flora dan fauna endemik, serta program pemberdayaan masyarakat.
Saat ini, subsektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari BPS dilansir dari situs ESDM, pada 2023 subsektor pertambangan dan penggalian berkontribusi sebesar Rp 2.198 triliun atau 10,5 persen dari total PDB di Indonesia. Meski berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, subsektor pertambangan dan penggalian masih memiliki banyak permasalahan, terutama terkait lahan pascatambang. Adapun, masalah itu meliputi pencemaran air, tanah, dan udara, hilangnya keanekaragaman hayati serta dampak buruk sosial ekonomi pada masyarakat.
PT Vale Indonesia sebagai perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia menyadari bahwa perlu ada perbaikan dalam mengatasi permasalahan permasalahan di lahan pascatambang. Karenanya sebelum melakukan pembukaan lahan, PT Vale Indonesia sudah terlebih dahulu memikirkan bagaimana proses rehabilitasi dan reklamasi lahan pascatambang akan dilakukan. Bukan hanya sebatas melakukan rehabilitasi dan reklamasi, PT Vale Indonesia juga berupaya menciptakan program yang bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar lahan pascatambang.
Simak sederet program keren yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia di lahan pascatambang yang merupakan komitmen dari Menambang Kebaikan ala PT Vale Indonesia. Yuk, disimak ulasannya!
1. Menjadikan lahan pascatambang menjadi habitat flora dan fauna layaknya kawasan hutan

Dilansir situs vale.com, PT Vale Indonesia berkomitmen untuk mereklamasi lahan bekas tambang secara bertahap hingga 70 persen pada 2025. Hingga Agustus 2024, total lahan yang telah direklamasi mencapai 3.817 Ha atau sekitar 67 persen dari total lahan pascatambang seluas 5.667,7 Ha dengan total penanaman pohon sebanyak 4,8 juta pohon. Adapun, reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang yang dilakukan PT Vale Indonesia sebagian besar sudah membentuk kawasan hutan, di mana setidaknya sudah ada 22 jenis pohon yang tumbuh, antara lain Eukaliptus, Akasia, dan Kayu Manis.
Tidak berhenti di habitat flora saja, dilansir gosulses, saat ini kawasan pascatambang PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan telah dihuni beberapa fauna, seperti rusa, ular, dan anoa yang merupakan salah satu hewan endemik Sulawesi. Selain kawasan hutan, keberadaan flora dan fauna juga dapat ditemukan di Danau Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Elang Sulawesi yang merupakan salah satu hewan endemik juga kerap ditemukan sedang mencari mangsa yang berupa ikan di atas permukaan Danau Matano. Keberadaan elang dan ikan ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen PT Vale menjaga kebersihan danau di mana PT Vale Indonesia telah beroperasi selama kurang lebih 56 tahun.
2. Melalui Taman Kehati Sawerigading Wallacea menjaga keanekaragaman hayati lokal

Selain melakukan penanam pohon, PT Vale Indonesia mendirikan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang merupakan fasilitas yang dikembangkan dari Nursery PT Vale. Sejak diresmikan pada 30 Maret 2023 lalu oleh Presiden Joko Widodo, keberadaan Kehati Sawerigading Wallacea telah memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Terletak di Blok Sorowako dan merupakan bagian dari penunjang program penanaman lahan pascatambang bagi PT Vale, Taman Kehati memiliki luas lahan mencapai 15 Ha dengan dengan area nursery sebesar 2,5 Ha dan dapat memproduksi 700.000 bibit per tahun.
Saat ini, Taman Kehati telah menjadi media dalam menjaga keanekaragaman hayati lokal. Melalui Arboretum yang ada di Taman Kehati, setidaknya ada 74 jenis tanaman lokal dan endemik yang sedang dikembangkan bibitnya. Prioritas utamanya adalah tanaman-tanaman lokal seperti Pohon Eboni (Diospyros celebica) dan Pohon Dengen (Dillenia sp.). Pembibitan ini sejalan dengan target tahunan PT Vale Indonesia untuk menanam sebanyak 2000 pohon untuk Pohon Eboni dan 4000 pohon untuk Kayu Dengen di lahan bekas tambang. Dilansir vale.com, ke depannya Taman Kehati diharapkan bisa menjadi sarana pengembangan flora maupun fauna endemik dengan total luasan lahan mencapai 75 Ha.
3. Menciptakan berbagai program pemberdayaan masyarakat guna memberikan sumber ekonomi baru

Selain berdampak positif bagi lingkungan, salah satu bentuk komitmen #menambangkebaikan PT Vale Indonesia juga berkomitmen untuk bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat terutama masyarakat di lahan pascatambang. Melalui Program Matano Iniaku, PT Vale Indonesia berharap menciptakan sebuah program yang bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarkat. Program ini menekankan bagaimana membuat Danau Matano tetap bisa digunakan oleh perusahaan tanpa harus merusak kualitas air, lingkungan dan habitat di dalamnya.
PT Vale Indonesia menghadirkan fasilitas pengolahan air limpasan tambang di Lamella Gravity Settler (LGS). Teknologi LGS ini biasanya digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), bukan oleh tambang. LGS terintegrasi dengan lebih dari 100 kolam pengendapan atau sediment pond. Unit itu difungsikan memurnikan air sisa tambang sehingga kualitas air danau Matano selalu terjaga.
Selain menjaga kualitas air, program Matano Iniaku juga mendorong masyarakat melakukan peralohan dari pertanian monokultur ke polikultur (agroforestri). Selain itu masyarakat juga didorong untuk melakukan survei populasi ikan dan pemanfaatan ikan invasif secara berkelanjutan. Dengan terjaganya kualitas lingkungan di sekitar Danau Matano, tidak mengherankan sejak 2022 telah ada Ekowisata pinggiran danau. Sejak dibuka 2022 lalu, Ekowisata Laa Waa River Park telah menjadi salah satu destinasi wisata yang populer dan menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Guna mengembangkan Ekowisata Laa Waa River Park, PT Vale Indonesia memberikan bantuan berupa pembangunan aula dan penyediaan speedboat.
4. Persiapan pasca tambang, PT Vale Indonesia menjalankan program pertanian PSRLB

Tidak hanya fokus pada rehabilitasi lahan saja, PT Vale Indonesia juga membuat program pemberdayaan masyarakat di sekitar lahan tambang dan pascatambang. Melalui Program Pelatihan Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB), PT Vale Indonesia berharap terjadi perubahan sikap petani, di mana yang sebelumnya merupakan petani konvensional dan sangat bergantung pada pupuk kimia berubah menjadi petani yang mengendepankan pertanian berkelanjutan. Salah satu contoh Program Pelatihan PSRLB adalah Pertanian Padi Organik atau SRI Organik di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara yang telah dimulai sejak tahun 2021 lalu.
"Kami sempat ragu, tapi setelah meihat hasilnya, kami sangat bersyukur. Pertanian organik ini benar-benar membawa perubahan. Memang kkami harus bekerja lebih keras pada awalnya, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Pertanian organik ini bukan hanya mengurangi biaya, tetapi juga memberikan hasil yang lebih baik,'' ujar Mustari, salah satu Petani Penerima Manfaat Program PSRLB dilansir dari Laporan Keberlanjutan Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk 2024
Keberhasilan Mustari ini merupakan salah satu contoh nyata bahwa perubahan itu tidaklah mudah dan harus dimulai dari diri sendiri atau #startswithme yang merupakan salah satu nilai dari Menambang Kebaikan ala PT Vale Indonesia. Hingga saat ini, terdapat 56 petani yang sudah tergabung dalam SRI Organik dengan total area tanam hampir 12 Ha dan telah melaksanakan 12 kali panen. Adapun keuntungan program ini adalah produk memiliki harga yang lebih kompetitif di mana padi organik memiliki harga mencapai Rp20 ribu per kilogram. Saat ini telah terdapat 10 kelompok tani yang telah dibina melalui Program PSRLB oleh PT Vale Indonesia.
5. Melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di lahan pascatambang dan luar konsesi

Selain lokasi pascatambang, PT Vale Indonesia juga melakukan rehabilitasi lahan dan penghutanan lintas batas di luar area operasi pertambangan, terutama pada lahan kritis dan daerah aliran sungai (DAS) sesuai Permen LHK No. 59 Tahun 2019 tentang Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi DAS. Ini merupakan komitmen PT Vale Indonesia guna memulihkan fungsi DAS, meningkatkan produktifitas DAS, menjaga keanekaragaman hayati dan memberdayakan masyarakat lokal.
Rehabilitasi DAS dilakukan dengan cara menanam berbagai jenis tanaman kayu-kayuan dan hasil hutan bukan kayu atau MPTS di sekitar area yang ingin dilakukan rehabilitas sesuai dengan kesesuaian tapaknya. Hingga saat ini, Rehabilitasi DAS telah dilakukan di 18 kabupaten yang tersebar di empat provinsi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, dan Bali dengan luas area mencapai 14.740 Ha di mana telah meningkat sebesar 41,3 persen dari luas area 10.435 Ha di tahun 2023. Hal ini dilakukan oleh PT Vale Indonesia sebagai salah satu upaya menciptakan pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sederet program keren telah dilakukan oleh PT Vale Indonesia dalam menindaklanjuti lahan pascatambang yang mereka miliki. Semua hal di atas merupakan bentuk komitmen PT Vale Indonesia menciptakan pertambangan yang ramah lingkungan. Tidak hanya sekedar menambang sumber daya alam berupa nikel matte, PT Vale Indonesia juga selalu berupaya #menambangkebaikan di setiap langkah yang mereka lakukan.