Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PT Timah Kantongi Pendapatan Rp6,6 Triliun, Laba Rp606 Miliar di Q3

unnamed (1) copy 2.jpg
PT Timah Industri di kawasan industri Cilegon, Banten. (Dok. Tangkapan Layar/ IDN Times)
Intinya sih...
  • Pendapatan PT Timah meningkat menjadi Rp6,6 triliun di kuartal III-2025, dengan laba sebesar Rp602 miliar. Harga timah naik 8,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
  • Aktivitas manufaktur elektronik diperkirakan akan menguat pada 2025. Penggunaan logam timah diprediksi mengalami pemulihan 0,6 persen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Timah Tbk (TINS) membukukan pendapatan sebesar Rp6,6 triliun, dengan EBITDA Rp1,5 triliun pada kuartal III-2025. Seiring pencapaian itu, laba perusahaan tercatat sebesar Rp602 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani mengatakan, realisasi laba sekitar 78 persen dari target perseroan yang ditentukan perusahaan sebesar Rp744 miliar. Selain itu, juga meningkat dibanding tahun lalu sejalan dengan naiknya harga logam timah, dan perbaikan tata Kelola tambang.

"Seiring dengan peningkatan produksi dari quarter to quarter, momentum tren kenaikan harga logam timah global serta dukungan pemerintah terhadap perbaikan tata kelola pertambangan timah, perseroan berhasil membukukan laba bersih sembilan bulan pertama 2025 sebesar Rp602 miliar, dua kali lipat dari laba bersih semester 1-2025," kata dia dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (2/11/2025).

1. Harga timah naik

ilustrasi timah (commons.wikimedia.org/Alchemist-hp)
ilustrasi timah (commons.wikimedia.org/Alchemist-hp)

Harga timah sampai dengan September 2025 menunjukkan tren kenaikan dibandingkan semester I-2025. Hal ini didorong oleh ketatnya pasokan yang berkelanjutan meski ada tanda-tanda pemulihan parsial.

Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price LME hingga September 2025 sebesar 32.775,58 dolar AS per ton atau naik 8,8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 30.130,32 dolar AS per ton. Kondisi ini memberikan sentimen positif terhadap harga jual rata-rata logam timah dan dimanfaatkan perseroan untuk meningkatkan penjualan ke berbagai wilayah.

Adapun permintaan timah global terutama dari sektor elektronik (tin solder dan tin chemical) tetap kuat didorong pasar Jepang dan China. Berdasarkan publikasi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, data ekspor logam timah Indonesia sampai September 2025 mencapai 37.946 metrik ton (MT) atau naik 28 persen dibandingkan periode yang sama 2024.

Selama sembilan bulan tahun ini, kontribusi penjualan ekspor perseroan sekitar 21 persen dari total ekspor timah Indonesia, serta menyumbang sekitar 3 persen dari total ekspor timah global sebanyak 278.048 MT. Berdasarkan CRU Tin Monitor, pertumbuhan produksi logam timah global di sembilan bulan 2025 sebesar 278.048 ton, sedangkan konsumsi logam timah global diperkirakan sebesar 282.874 ton.

2. Penjualan logam timah PT Timah turun

unnamed copy.jpg
Aktivitas di pabrik PT Timah Industri di kawasan industri Cilegon, Banten. (Dok. Tangkapan Layar/ IDN Times)

Adapun sampai dengan September 2025, penjualan logam timah perseroan turun 30 persen menjadi 9.469 MT dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13.441 MT.

Perseroan mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 7 persen dan ekspor logam timah sebesar 93 persen, dengan enam besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 19 persen; Singapura 19 persen; Korea Selatan 18 persen; Belanda 9 persen; Italia 4 persen; dan Amerika Serikat 4 persen.

"Fokus pada pasar ekspor terutama di Asia Pasifik, Eropa dan Amerika, memungkinkan perseroan memanfaatkan sentimen positif permintaan dari Jepang maupun China, yang dianggap sebagai pendorong utama kenaikan harga timah," ujar Fina.

Adapun pada sembilan bulan pertama 2025, harga jual rata-rata logam timah perseroan sebesar 33.596 dolar AS per MT, naik 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 31.183 dolar AS per MT.

3. Prospek ke depan

ilustrasi timah (commons.wikimedia.org/Alchemist-hp)
ilustrasi timah (commons.wikimedia.org/Alchemist-hp)

Fina menuturkan, aktivitas manufaktur elektronik yang merupakan pendorong utama permintaan timah diperkirakan akan menguat pada 2025. Publikasi laporan International Tin Association (ITA) memperkirakan penggunaan logam timah pada 2025 mengalami pemulihan 0,6 persen atau mencapai 380.160 MT dan perkiraan suplai sebanyak 374.910 MT.

Berdasarkan data Bloomberg, harga timah tahun ini diperkirakan berkisar antara 32.254 dolar AS per ton hingga 34 ribu dolar AS per ton. Di sisi fundamental, pengetatan pasar timah didorong oleh terbatasnya pasokan dari Indonesia, Myanmar, MSC dan DRC yang diperparah oleh regulasi, konflik dan pemeliharaan produksi.

Sementara perkiraan harga logam timah global pada 2026 dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya peningkatan penggunaan elektronik, semikonduktor, chips serta digitalisasi dan artificial intelligence atau akal imitasi (AI).

"Prospek ekonomi makro juga akan tetap mempengaruhi pergerakan harga logam timah seperti ketidakpastian seputar rencana stimulus fiskal China dan reaksi terhadap kebijakan Federal Reserve," ujar Fina.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Cara Mudah Mengelola Pendapatan Pas-Pasan saat Kuliah

02 Nov 2025, 20:00 WIBBusiness