RI Bisa Swasembada Energi Lewat 65 Harta Karun Migas

- Penemuan migas di 65 cekungan belum terjamah bisa bikin Indonesia swasembada energi dengan potensi produksi 1,6 juta barel per hari.
- Eksplorasi membutuhkan pendanaan besar untuk mengatasi tantangan keuangan dalam mengeksplorasi cekungan baru.
- Ancaman produksi turun jika eksplorasi mandek, karena produksi migas nasional akan terus menurun tanpa penemuan cadangan baru yang signifikan.
Jakarta, IDN Times - Indonesia memiliki potensi masif dari 65 cekungan (basin) yang sama sekali belum terjamah eksplorasi. Cekungan-cekungan tersebut menyimpan potensi cadangan minyak dan gas (migas) skala raksasa.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menjelaskan, basin adalah cekungan hidrokarbon, yaitu struktur geologi yang memiliki potensi besar untuk ditemukan migas.
Untuk memanfaatkannya, langkah awal yang harus dilakukan adalah survei seismik yang dilanjutkan dengan pengeboran eksplorasi. Dari total cekungan yang dimiliki Indonesia, baru sekitar 20 cekungan yang saat ini sudah aktif memproduksi migas.
Sisanya diklasifikasikan dalam empat kategori, yakni cekungan yang sudah ada temuan tetapi belum berproduksi, cekungan prospek yang memiliki sistem perminyakan terbukti, cekungan dengan indikasi hidrokarbon, cekungan yang sudah memiliki data geologi dan geofisika.
"Jadi kita masih mempunyai kira-kira 65 basin yang belum dieksplorasi," kata dia di Gedung DPR RI, dikutip Kamis (13/11/2025).
1. Bisa bikin Indonesia swasembada energi

SKK Migas meyakini penemuan migas di 65 cekungan yang belum terjamah tersebut adalah potensi yang menjanjikan. Melalui penemuan skala besar itu, Indonesia berpotensi kembali mencapai swasembada energi.
Bahkan, Indonesia bisa mendongkrak produksi lifting minyak ke level 1,6 juta barel per hari, menyamai masa kejayaan produksi migas Indonesia di masa lalu.
"Nah ini potensi-potensi yang kita bisa menemukan giant discovery, karena dengan inilah kita bisa kembali ke swasembada energi, bahkan 1,6 juta (barel per hari) bisa kita capai kembali," tuturnya.
2. Eksplorasi harus mengatasi tantangan pendanaan

Meskipun potensi cadangan baru sangat menjanjikan, tantangan utama terletak pada kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk melaksanakan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi pada cekungan-cekungan baru membutuhkan modal besar.
"Tapi sekali lagi ini butuh anggaran yang cukup besar untuk kita melakukan eksplorasi," ungkap Djoko.
3. Ancaman produksi turun jika eksplorasi mandek

Djoko mengingatkan jika Indonesia tidak berhasil menemukan cadangan-cadangan baru yang signifikan, produksi migas nasional akan terus menurun.
Produksi yang dulunya sempat mencapai 1,6 juta barel kini hanya tersisa sekitar 600 ribu barel per hari. Eksplorasi besar-besaran adalah hal yang wajib dilakukan, sebab upaya lain hanya akan cukup untuk sekadar mempertahankan tingkat produksi yang ada saat ini.
"Ini kita harus melakukan eksplorasi, karena yang lain-lain itu mempertahankan saja sudah bagus," ujarnya.



















