Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham Berikut

Dividend trap bikin susah pemegang saham

Jakarta, IDN Times - Dividend trap alias jebakan dividen berpotensi terjadi ketika musim pembagian dividen yang biasanya berlangsung pada awal tahun seperti saat ini. Untuk menghindar dari dividend trap tersebut, saham-saham perbankan bisa menjadi solusi bagi para investor atau trader.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menyatakan bahwa emiten-emiten perbankan punya prospek cerah pada tahun ini. Hal itu membuat saham-saham perbankan tidak akan memberikan dividend trap buat para pemegang sahamnya.

"Saham-saham perbankan ini kami berikan warna biru karena fundamentalnya bagus dan sektornya solid. Untuk tahun 2024, prospek sahamnya terus mengalami pertumbuhan," ujar Ike dalam Webinar Market Outlook SinarMas Sekuritas, Senin (5/2/2024).

Baca Juga: Musim Pembagian Dividen, Analis Ingatkan Dividend Trap

1. Saham perbankan yang berpotensi tidak berikan dividend trap

Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham BerikutTahapan Xpresi BCA. (dok. BCA)

Setidaknya ada empat bank yang sahamnya berpotensi tidak memberikan dividend trap bagi para pemegang sahamnya.

Keempat bank tersebut, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

"Secara jangka panjang untuk saham perbankan, kita lihat di sini dari sisi dividend trap apakah akan terjadi pada saham-saham ini kemungkinannya kecil, relatif aman," kata Ike.

Baca Juga: Setoran Dividen BUMN Naik Rp32 T, Ekonom Beri Catatan Ini

2. Fundamental saham perbankan bagus

Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham Berikutilustrasi profit, untung, uang (freepik)

Satu hal yang membuat saham perbankan tidak akan memberikan dividend trap adalah karena memiliki fundamental apik.

Hal itu terlihat dari laporan keuangan 2023 yang telah mereka rilis. Keempat emiten tersebut mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga dua digit.

"Dari sisi fundamentalnya, rilisan laporan keuangan sepanjang 2023 ada BBCA, BBNI, BBRI, BMRI labanya mengalami growth double digit. BBRI 18 persen, BBCA 19,4 persen, dan BBNI 14,2 persen. Pertumbuhan paling tinggi BMRI 33,7 persen," tutur Ike.

3. Outlook perbankan dalam negeri juga positif

Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham BerikutChairman Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) untuk kelima kalinya tahun ini. (dok. YouTube Washington Post)

Di sisi lain, proyeksi market perbankan untuk tahun ini juga cenderung positif. Ike menjelaskan, hal tersebut lantaran adanya harapan penurunan suku bank oleh Bank Indonesia (BI).

Harapan itu muncul lantaran Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed mengonfirmasi bakal menurunkan suku bunga pada tahun ini.

  1. "Outlook-nya positif karena adanya potensi penurunan suku bunga oleh the Fed tahun ini. Kalau the Fed menurunkan suku bunga harapannya Bank Indonesia bakal turunan suku bunga. The Fed gak buru-buru turunkan suku bung, tapi Powell (Ketua the Fed) mengonfirmasi akan turunkan suku bunga tapi gak buru-buru, 90 persen turun kemungkinan Juni atau Juli," papar Ike.

4. Definisi dividend trap

Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham BerikutIlustrasi harga saham turun (Unsplash.com/Maximhopman)

Ike sendiri mewanti-wanti para investor atau trader untuk berhati-hati terhadap dividend trap tersebut. Sebagaimana diketahui, dividen merupakan pembagian hasil keuntungan kepada pemegang saham yang dibagikan pada sebuah periode tertentu.

Dividen dibagikan melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disetujui oleh jajaran direksi perusahaan Sederhananya, dividen adalah ketika perusahaan menghasilkan laba pada satu tahun periode berjalan.

Dividend trap kemudian bisa terjadi ketika investor/trader membeli saham perusahaan yang telah mengumumkan pembagian dividen.

"Ketika semakin tahun saham yang dibeli gak naik-naik, tapi malah turun. Terkadang beli pas pengumuman dividen harganya kencang, eh setelah itu malah auto reject bawah (ARB) terus menerus. Beli bisa, tapi begitu jual malah susah, bisa masuk gak bisa keluar. Itu namanya dividend trap, mau untung malah buntung," tutur Ike.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya