Rupiah Akhirnya Perkasa di Penutupan, Rp14.952 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat ke level Rp14.952 per dolar AS pada Rabu (21/6/2023). Penguatan ini terjadi setelah dua hari berturut rupiah terpersok cukup dalam.
Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip pukul 15.15 WIB, mata uang Garuda menguat hingga 52,5 poin atau 0,35 persen dibandingkan penutupan perdagangan pada Selasa (20/6/2023) yang tercatat di level Rp15.004,5 per dolar AS.
1. Pernyataan hawkish The Fed
Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan sentimen hawkish dari pernyataan Jerome Powel mengenai prospek kebijakan suku bunga acuan AS ke depan masih membayangi pergerakan dolar AS di pasar.
Pelaku pasar juga menantikan testimoni Jerome Powell di hadapan Kongres yang akan berlangsung malam ini dan besok malam. Dengan demikian, pasar mencari petunjuk baru dari event ini.
Kemungkinan besar Powell akan mengulangi pernyataannya di pekan lalu, yang tetap mendukung suku bunga acuan AS yang tinggi untuk menekan inflasi. "Kondisi ini bisa mendorong penguatan dolar AS," jelasnya.
2. Pasar proyeksi BI tahan suku bunga acuan
Lebih lanjut, Ariston menjelaskan bahwa pasar memproyeksi Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan menahan suku bunganya.
"Ini mempertimbangkan kebijakan the Fed yang masih mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi dan kondisi ekonomi dalam negri yang masih stabil," ujarnya.
Di satu sisi, BI perlu menjaga spread suku bunga BI dengan the Fed cukup menarik dan di sisi lain, suku bunga yang sekarang masih bisa mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negri.
3. The Fed masih akan naikkan suku bunga acuan
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan Federal Reserve AS berencana menghentikan siklus kenaikan suku bunga. Itu dilakukan untuk mengukur dampak terhadap inflasi dan prospek ekonomi negara.
Namun di sisi lain, The Fed juga mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut ke depan.
"Isyarat tentang kebijakan moneter AS, di tengah kehati-hatian atas kemungkinan bahwa memberi sinyal kenaikan suku bunga bulan Juli," ucapnya