Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Strategi Besar China: Siapkan Sistem Kerja Serap Lulusan Universitas

ilustrasi mahasiswa China (pexels.com/Sean Connery)
ilustrasi mahasiswa China (pexels.com/Sean Connery)
Intinya sih...
  • Pemerintah China menerbitkan pedoman baru untuk membangun sistem layanan ketenagakerjaan bagi lulusan universitas.
  • Targetnya adalah terbentuknya jaringan layanan ketenagakerjaan nasional yang inklusif, andal, dan berjalan optimal dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
  • Dokumen tersebut menyoroti enam bidang yang akan jadi fokus utama, termasuk pelatihan di perguruan tinggi, bimbingan karier, dan rekrutmen yang lebih efisien.

Jakarta, IDN Times – Pemerintah China resmi menerbitkan pedoman baru untuk membangun sistem layanan ketenagakerjaan yang lebih berkualitas bagi lulusan universitas. Dokumen ini dirilis oleh Kantor Umum Komite Sentral Partai Komunis China dan Kantor Umum Dewan Negara, bertepatan dengan datangnya musim kelulusan tahun ini.

Lewat kebijakan ini, China menargetkan terbentuknya jaringan layanan ketenagakerjaan nasional yang inklusif, andal, dan berjalan optimal dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Jaringan ini disiapkan sebagai landasan utama bagi para lulusan untuk masuk ke dunia kerja.

1. Enam fokus utama untuk benahi sistem kerja lulusan

Dokumen tersebut menyoroti enam bidang yang akan jadi fokus utama. Pemerintah akan membenahi sistem pelatihan di perguruan tinggi agar lebih selaras dengan kebutuhan pasar. Selain itu, layanan bimbingan karier akan diperkuat dan sistem rekrutmen akan diperbarui agar lebih efisien.

Bantuan bagi pencari kerja yang mengalami kesulitan juga akan ditingkatkan. Di sisi lain, pemerintah akan mengembangkan alat pemantauan ketenagakerjaan yang lebih canggih. Langkah terakhir adalah memperkuat perlindungan dan dukungan bagi lulusan yang sedang mencari pekerjaan.

“Dengan menganalisis secara ilmiah tren pengembangan talenta dan kondisi permintaan-penawaran, basis data permintaan talenta akan dibangun untuk melakukan analisis ke depan terhadap hubungan antara pasokan dan permintaan talenta,” bunyi dokumen tersebut, dikutip dari Xinhua.

Pemerintah juga menekankan bahwa skala dan kualitas pendidikan tinggi harus disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kualitas.

2. Lulusan didukung berwirausaha dan bangun usaha baru

ilustrasi melayani (pexels.com/billow926)

Pedoman ini juga mendorong keterlibatan aktif lulusan dalam strategi nasional. Pemerintah ingin membuka lebih banyak peluang kerja yang berbasis pasar, sekaligus menciptakan sumber pertumbuhan baru di sektor ketenagakerjaan.

Lulusan universitas didorong untuk memanfaatkan keahlian mereka dalam dunia usaha, termasuk di bidang wirausaha, bisnis digital, serta usaha kecil dan menengah.

“… Pedoman ini menetapkan kerangka kerja lengkap dalam membangun sistem layanan ketenagakerjaan,” kata Li Chang’an, profesor di Academy of China Open Economy Studies, University of International Business and Economics, kepada Global Times.

Ia menyebut, panduan ini membantu memperjelas peran masing-masing pihak—baik pemerintah daerah, universitas, maupun pelaku industri—untuk bekerja sama menjaga kestabilan pasar kerja.

3. Jumlah lulusan tembus 12,22 juta, pemerintah kucurkan dana besar

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Berdasarkan data resmi, jumlah lulusan perguruan tinggi di China diperkirakan mencapai rekor 12,22 juta orang pada 2025, naik 430 ribu dibanding tahun lalu. Untuk menghadapinya, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran perkotaan sebesar 5,5 persen dan menciptakan lebih dari 12 juta pekerjaan baru di wilayah urban.

Komitmen ini juga tertuang dalam Laporan Kerja Pemerintah yang menekankan pentingnya membuka lebih banyak jalur kerja dan usaha bagi mahasiswa serta generasi muda lainnya.

“Stabilisasi pasar kerja tidak hanya akan meningkatkan pendapatan tetapi juga mendorong konsumsi, yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi,” ujar Li Chang’an, dikutip dari Global Times, Rabu (9/4).

Sebagai bagian dari strategi nasional, China akan mengalokasikan subsidi ketenagakerjaan senilai 66,74 miliar yuan China (sekitar Rp153 triliun). Informasi ini disampaikan oleh Fu Jinling, Direktur Jenderal Departemen Konstruksi Ekonomi di Kementerian Keuangan, pada 17 Maret lalu.

Fu menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebijakan kerja dan wirausaha di daerah, memperkuat koordinasi anggaran, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih layak dan berkelanjutan di seluruh negeri.

Langkah ini menekankan bahwa China tak sekadar mengatasi lonjakan jumlah lulusan, tetapi juga membangun ekosistem kerja yang lebih adaptif, berdaya saing, dan selaras dengan arah transformasi ekonomi nasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us