Tarif Impor Naik, 5 Produk Ini Ternyata Banyak Dibuat di China

- Pabrik elektronik di China mampu memproduksi komponen penting peralatan medis dalam jumlah besar dan biaya rendah, berdampak pada kenaikan harga peralatan kesehatan.
- China adalah produsen vitamin C terbesar di dunia, menyumbang lebih dari 90 persen pasokan global, sulit digantikan dalam waktu singkat.
Selama ini, produk buatan China identik dengan elektronik, mainan, dan pakaian. Namun kenyataannya, beragam barang dari hampir semua sektor industri juga diproduksi di Negeri Tirai Bambu, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga peralatan medis dan rumah tangga. Bahkan, banyak produk yang mungkin tak pernah kamu duga ternyata berasal dari China atau setidaknya menggunakan komponen penting yang diproduksi di sana.
Dari makanan dan minuman kemasan, alat kesehatan, suplemen, hingga furnitur dan alat musik, semuanya bisa jadi bergantung pada rantai pasok pabrik-pabrik di China. Hal ini menunjukkan betapa luasnya pengaruh manufaktur China terhadap pasar global, termasuk di Indonesia.
Dilansir GOBankingRates, berikut daftar produk yang ternyata dibuat di China:
1. Perangkat medis

Peralatan medis memerlukan rekayasa presisi tinggi. Pabrik elektronik di China mampu memproduksi komponen-komponen penting dalam jumlah besar dan biaya rendah. Banyak rumah sakit di seluruh dunia menggunakan alat seperti monitor pasien, peralatan bedah, hingga mesin pencitraan yang sepenuhnya dibuat di China atau dirakit dari komponen buatan China.
Tarif baru akan berdampak pada kenaikan harga peralatan kesehatan, yang pada akhirnya dibebankan kepada pasien.
2. Vitamin dan suplemen

China adalah produsen vitamin C terbesar di dunia, menyumbang lebih dari 90 persen pasokan global. Tak hanya itu, sekitar 80 persen vitamin yang diimpor Amerika Serikat juga berasal dari China. Banyak merek suplemen ternama menjual produk yang diproduksi di sana, baik secara langsung maupun melalui pabrik rekanan.
Selain vitamin C, berbagai jenis vitamin dan bahan aktif lainnya juga banyak dipasok dari China, menjadikannya pusat utama produksi suplemen global yang sulit digantikan dalam waktu singkat.
3. Jus apel

Meskipun banyak yang mengira jus apel berasal dari pertanian lokal di AS, sekitar dua pertiga pasokan jus apel Amerika sebenarnya berasal dari China dalam bentuk konsentrat. Konsentrat ini kemudian diolah kembali menjadi produk siap konsumsi oleh berbagai produsen.
Jus apel impor tersebut menjadi bahan dasar untuk beragam produk seperti minuman buah, makanan bayi, camilan, sereal, hingga saus yang tersebar luas di pasaran. Artinya, meskipun kamu tidak secara langsung mengonsumsi jus apel, kemungkinan besar kamu tetap mengonsumsinya dalam bentuk lain melalui produk-produk olahan tersebut.
4. Alat musik

China merupakan salah satu produsen alat musik terbesar di dunia. Pabrik-pabrik di sana memproduksi berbagai jenis instrumen seperti piano, gitar, biola, alat musik tiup, hingga perkusi dengan kualitas tinggi dan harga yang lebih terjangkau.
Walau musisi profesional kerap memilih produk buatan Eropa untuk alasan prestise dan kualitas craftsmanship, sebagian besar alat musik yang digunakan oleh pelajar, pemula, hingga musisi tingkat lanjut tetap berasal dari China karena efisiensi produksi dan ketersediaannya yang luas.
Dengan adanya lonjakan tarif impor, harga alat musik dari China diperkirakan akan naik secara signifikan. Hal ini berpotensi mempengaruhi tidak hanya industri musik secara keseluruhan, tetapi juga akses pendidikan seni, khususnya bagi sekolah musik, komunitas, dan individu yang memiliki keterbatasan anggaran.
5. Furnitur

Selama ini, furnitur mewah sering dikaitkan dengan merek Italia atau Skandinavia yang dikenal dengan desain elegan dan kualitas tinggi. Namun faktanya, banyak perabot rumah tangga dengan standar kualitas serupa sebenarnya diproduksi seluruhnya atau sebagian di China.
Negara ini memiliki industri manufaktur furnitur yang sangat berkembang, dengan kemampuan memproduksi dalam skala besar dan detail pengerjaan yang kompetitif. Bahkan, furnitur berlabel “Made in USA” pun sering kali menggunakan bahan baku seperti kayu, kain, atau komponen logam yang diimpor dari China.
Jika kamu berencana untuk refurnish atau memperbarui isi rumah dalam waktu dekat, kenaikan tarif impor bisa membuat harga furnitur meroket. Maka dari itu, siapkan anggaran ekstra dan pertimbangkan untuk mencari alternatif lokal sebagai solusi lebih hemat.
Bagi masyarakat Indonesia, kenaikan tarif impor terhadap produk China mungkin terasa tidak langsung, namun dampaknya tetap bisa dirasakan. Banyak barang yang dijual di pasar lokal menggunakan komponen atau bahan baku dari China, sehingga lonjakan harga di tingkat global bisa ikut memengaruhi harga di dalam negeri. Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk lebih waspada, cerdas memilih produk, dan mendukung produksi lokal sebagai langkah bijak menghadapi dinamika ekonomi global.