Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teknologi dan Inovasi, Kunci Bisnis Asia Pulp & Paper saat Pandemik

Bibit pohon eucalyptus di Pabrik PT Toba Pulp Lestari, Kabupaten Toba, Sumut (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Jakarta, IDN Times – Chief sustainability officer Asia Pulp & Paper Elim Sritaba mengatakan teknologi menjadi salah satu kunci yang paling diandalkan perusahaan untuk bisa terus beroperasi di tengah pandemik COVID-19.

Hal tersebut dikarenakan teknologi bisa menggantikan banyak peran manusia di saat pandemik membuat orang-orang sulit untuk melakukan kegiatan seperti biasanya.

“Tahun lalu kami merilis dashboard monitoring kami di website kami, menggunakan RADARSAT-2 untuk memonitor area hutan alam atau konservasi kami untuk memastikan kita bisa bisa mengidentifikasi mana area keseimbangan jika ada aktivitas ilegal berlangsung,” katanya dalam acara The economic recovery: A fine balancing act, Selasa (30/3/2021).

“Jadi menggunakan teknologi ini, terkait pandemik ini, ini sangat membantu karena kita tahu di situasi pandemik ini sangat terbatas untuk mengalokasikan sumber daya secara manual, misal seperti patroli, itu sangat terbatas,” lanjutnya.

1. Penerapan protokol kesehatan yang ketat

ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dalam pemaparannya, Elim menjelaskan bahwa hingga saat ini hanya ada sekitar 25 persen pekerja di kantor pusatnya yang melakukan kerja dari kantor, untuk mencegah penyebaran wabah dan dampak kesehatan yang bisa ditimbulkannya.

Meski tergolong sedikit, namun ia mengatakan para pekerja tetap diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat yang diberlakukan.

“Tapi kami memastikan bahwa semua operasional, utamanya di pabrik, kehutanan, dapat masih berjalan dengan protokol pandemik yang ketat,” jelasnya.

2. Terbantu oleh teknologi

ilustrasi menggunakan komputer (pexels.com/Vojtech Okenka)

Elim juga mengatakan bahwa peran teknologi dalam bisnis tidak hanya membantu dalam sejumlah kecil bidang, tapi telah menyebar ke banyak peran. Termasuk dalam hal memonitor lingkungan.

“Tentang meningkatkan produktivitas untuk mencegah deforestasi, R&D (Penelitian dan pengembangan) kami terus mengawasi plantasi kami untuk memastikan dampak, misalnya dari serangga dan penyakit, kebakaran hutan. Kami harus memastikan bahwa semuanya harus berlanjut dan menggunakan teknologi,” jelasnya.

Ia kemudian menambahkan bahwa teknologi yang digunakan juga beragam. “Jadi kami menggunakan RADARSAT-2 monitoring dan mengkombinasikannya dengan teknologi lain, untuk memonitor dari sisi teknologi,” katanya.

“Dan tentu kami berkoordinasi dengan tim lapangan kami untuk memastikan tujuan kami masih berlanjut,” tambah Elim.

3. Menjajal peluang inovasi

Ilustrasi - Warga berdiri di dekat maneken yang dipasangkan masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2020). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Terkait operasi di paper mills, Elim mengatakan perusahaan juga terus melakukan penyesuaian dan mencoba hal-hal baru. Salah satunya yaitu dengan memproduksi masker untuk membantu memenuhi kebutuhan Indonesia di awal berlangsungnya pandemik.

Elim mengatakan bahwa pada masa awal produksi, perusahaan lebih dulu memenuhi kebutuhan karyawannya. Sebelum akhirnya memproduksi untuk dipasarkan ke publik.

“Karena di awal saya pikir Indonesia kekurangan masker, kemudian kami memproduksi masker dan kemudian tentu kami memastikan bahwa pekerja kami memperoleh masker,” jelasnya. “Dan di semester dua kami merilis produk ke publik, memastikan harganya kompetitif, karena harganya pernah melonjak di kuartal satu di Indonesia.”

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us