Telkom Siap Pangkas Anak Usaha dari 60 Menjadi 20-an

- Tujuan Telkom merampingkan anak usaha adalah untuk fokus pada bisnis digital infrastructure dengan kinerja moncer dan margin yang lebih sehat.
- Aset yang akan didivestasikan termasuk PT Telkom Infrastruktur Indonesia, yang fokus pada bisnis optik fiber untuk menciptakan value di masa depan.
- Tahap pertama transfer aset ke Infranexia ditargetkan selesai pada akhir 2025, dengan lebih dari 50% aset infrastruktur Telkom akan dipindahkan.
Jakarta, IDN Times - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bakal melakukan perampingan struktur grup perusahaan yang saat ini jumlahnya sekitar 60, menjadi hanya 20-an perusahaan.
"Telkom hari ini sedang melakukan berbagai upaya untuk melakukan streamlining anak usaha. Jadi ada lebih dari 60 anak usaha dan harapan kita nanti kurang lebih sekitar 20-an saja anak usaha yang benar-benar strategis dan akan kita pertahankan," ujar Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin dalam public expose pada Jumat (12/9/2025).
1. Tujuan Telkom merampingkan anak usaha

Meski begitu, Awaluddin masih belum mengungkapkan secara rinci anak usaha Telkom mana yang bertahan dan mana terkena perampingan. Namun, satu hal yang dipastikan Awaluddin, tujuan perampingan anak usaha itu adalah cara Telkom untuk tidak hanya fokus pada bisnis tradisional telekomunikasi, melainkan menjadi holding digital infrastructure dengan kinerja moncer.
"Artinya bagi pemegang saham, ke depan ini Telkom bukan hanya sekedar fokus di tradisional telco saja, tapi juga akan berupaya menjadi holding digital infrastructure dengan margin yang lebih sehat dan tentu saja memberikan kontribusi dividen yang tetap tinggi. Di sisi lain, prospek valuasinya akan terus menjadi lebiih baik," tutur Awaluddin.
2. Aset Telkom yang bakal didivestasikan

Untuk diketahui, streamlining menjadi satu dari empat pilar utama transformasi bisnis Telkom. Penyederhanaan portofolio bisnis dilakukan Telkom dengan konsolidasi bisnis dan divestasi bisnin non-inti yang ada di dalam perusahaan.
Sementara itu, Direktur Strategic Bisnis Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji mengatakan, salah satu aset yang hendak didivestasikan adalah PT Telkom Infrastruktur Indonesia alias Infranexia yang fokus usahanya pada bisnis optik fiber.
"Secara khusus, Telkom terus mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia sebagai identitas komersial dari Infraco untuk penciptaan value di masa depan. Persiapan ini mencakup pemisahan aset, pengamanan finansial serta tata kolala yang menarik bagi investor jangka panjang," kata Seno.
3. Tahap pertama transfer aset ke Infranexia pada akhir 2025

Seno menjelaskan, review atas aset ini berjalan sesuai rencana dan merupakan langkah penting untuk memastikan potensi transaksi baik melalui kemitraan, injeksi modal maupun aksi korporasi yang dijalankan dengan transparansi, integritas operasional dan memiliki skalabilitas yang baik.
"Saat ini tingkat utilisasi dari fiber Infranexia baru sekitar 40 persen, di mana hal ini pada saat yang bersamaan menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Utilisasi yang belum optimal memberikan ruang untuk ekspansi memungkinkan Infranexia untuk melayani permintaan segmen yang lebih luas serta membuka peluang monetisasi baik dari grup maupun eksternal," tutur Seno.
"Tahap pertama aset transfer ke infranexia ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025. Ini setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Transfer tahap pertama akan mencakup lebih dari 50 persen aset infrastruktur telkom berdasarkan book value. Di dalamnya mencakup akses aggregation backbone ataupun aset mendukung lainnya," sambung dia.