Kurs rupiah terhadap dolar (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Dalam konteks ketidakpastian global yang masih tinggi, nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.205-Rp16.315 per dolar AS. Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun diproyeksikan berada di rentang 6,60 persen – 6,70 persen. Namun dalam penutupan perdagangan yang mengacu data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.238 per dolar AS. Mata uang Garuda tercatat terkoreksi 43,5 poin atau 0,27 persen dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan sentimen pasar cukup positif setelah Gedung Putih mengumumkan penandatanganan perjanjian dagang antara AS dan China, mengakhiri konflik dagang yang selama ini berlangsung. Selain itu, perjanjian perdagangan AS-Inggris resmi berlaku mulai Senin (30/6/2025). Kesepakatan tersebut memangkas tarif mobil hingga 10 persen dan menghapus bea masuk untuk suku cadang pesawat.
"Namun, batas waktu 9 Juli sudah dekat untuk kemungkinan penerapan kembali bea masuk pada mitra dagang lainnya, dan untuk tarif baja dan aluminium global," ungkapnya.
Dari sisi geopolitik, Iran menunjukkan sinyal diplomasi baru. Wakil Iran di PBB menyatakan kesiapan membentuk konsorsium nuklir regional bila tercapai kesepakatan dengan AS. Sementara itu, optimisme pasar turut terdorong oleh laporan Al Arabiya yang menyebut kemungkinan berakhirnya konflik Israel-Gaza dalam dua pekan ke depan.
Dari sisi data ekonomi, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti AS pada Mei naik 2,7 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. "Fokus pasar minggu ini adalah data ketenagakerjaan utama AS yang akan dirilis hari Kamis," kata Ibrahim.