52 Persen Masyarakat Indonesia Anggap Masalah Ekonomi Prioritas Utama

- Pengangguran meningkat terutama di usia produktif
- 43 persen masyarakat menganggap harga kebutuhan pokok sebagai persoalan utama
Jakarta, IDN Times – Laporan terbaru National Kawula17 Survei (NKS) paruh kedua 2025 yang dirilis Yayasan Pelopor Pilihan Tujuhbelas (PP17), menunjukkan 52 persen masyarakat Indonesia menempatkan isu ekonomi sebagai prioritas utama.
Meskipun terjadi penurunan dari kuarter pertama tahun 2025 (60 persen), topik ini masih menjadi perhatian utama sebagian masyarakat, terutama mereka yang tinggal di Pulau Jawa (62 persen).
Dua isu ekonomi yang paling menjadi sorotan publik adalah meningkatnya angka pengangguran dan mahalnya harga bahan pokok. Kedua permasalahan ini konsisten menempati peringkat atas sejak paruh pertama 2025.
“Kedua isu ini konsisten menempati posisi teratas sejak Q1 2025, mengindikasikan belum adanya perbaikan signifikan terkait isu pengangguran dan bahan pokok dalam beberapa bulan terakhir, bahkan cenderung memburuk di mata publik,” tulis laporan PP17 dalam rilis persnya, dikutip pada Jumat (13/6/2025)
1. Pengangguran meningkat terutama di usia produktif

Sebanyak 49 persen responden menyatakan, pengangguran menjadi masalah ekonomi utama. Masalah pengangguran paling dirasakan oleh masyarakat rentang usia 25-34 tahun, dengan angka mencapai 59 persen. Keterbatasan lapangan pekerjaan serta persaingan ketat, membuat banyak masyarakat kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak.
2. Harga bahan pokok yang melambung tinggi

Selain masalah pengangguran, masalah mahalnya harga bahan pokok turut menjadi sorotan masyarakat. Sebanyak 43 persen masyarakat menganggap tingginya harga kebutuhan pokok sebagai persoalan utama.
“Mahalnya bahan pokok (43 persen) menjadi masalah prioritas masyarakat, terutama masyarakat di Jawa (65 persen dan 53 persen, secara berurutan),” tulis laporan tersebut.
3. Perlunya langkah strategis dari pemerintah

Ketidakstabilan ekonomi yang ditunjukkan dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok serta meningkatnya tingkat pengangguran berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang yang serius.
“Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan yang efektif, kepercayaan publik terhadap pemerintah dapat terus menurun. Oleh karena itu, pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan kepercayaan masyarakat,” demikian pernyataan laporan PP17 dalam rilis persnya.
Survei ini dilaksanakan dengan metode Computer- Assisted Self Interviewing (CASI) atau survei daring. Pengumpulan data dilakukan pada 12-15 Mei 2025, dengan melibatkan 417 responden yang mewakili populasi dari berbagai wilayah Indonesia, berusia 17 sampai 44 tahun, dengan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar 5 persen.