Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan TNI dalam kegiatan Panen Raya Padi di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Senin, (7/4/2025). (dok. Kementan)

Intinya sih...

  • Kementan melibatkan TNI dan Polri dalam proyek pertanian untuk pengawasan swasembada pangan.
  • MoU dibuat antara Kementan, TNI, dan Polri untuk mengedukasi petani dan memastikan stabilitas keamanan.
  • TNI dan Polri membantu penyuluh pertanian dalam meningkatkan produktivitas padi dan jagung serta menjaga stabilitas keamanan.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah melibatkan aparat TNI dan Polri dalam sejumlah proyek pertanian, khususnya swasembada pangan. Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian (Wamen), Sudaryono mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) memang menggandeng TNI dan Polri.

Pemerintah bahkan membuat perjanjian kerja sama melalui nota kesepahaman (MoU) dengan kedua lembaga negara tersebut. Tujuannya ialah untuk pengawasan.

"Orang menyampaikan apa kompetensinya TNI dalam menanam padi. Apa kompetensinya Polri dalam menanam jagung? Jadi Kementerian Pertanian (menandatangani) MoU dengan TNI untuk pengawasan pengelolaan dan mendorong produktivitas beras kita," kata Sudaryono dalam Launching Agrinas Pangan Nusantara, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

1. TNI dan Polri tak ganti profesi

Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan TNI dalam kegiatan Panen Raya Padi di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Senin, (7/4/2025). (dok. Kementan)

Dia memastikan, keterlibatan TNI dan Polri bukan mengganti fungsi aparat, lalu menjadi petani.

"Bukan berarti tentara yang tadinya harus latihan untuk perang, kemudian ganti profesi jadi petani, keliru!" sambung Sudaryono.

Sudaryono mengatakan TNI dan Polri bertugas membantu penyuluh pertanian untuk mengedukasi petani.

"Jadi kalau orang Papua, kemudian menanam padi, ada tentaranya. Bukan berarti yang ngajarin tentara, bukan. Yang ngajari adalah penyeluruh pertanian, tentara hadir untuk menyemangati, mendorong, dan mengawal dari produksi padi kita," tutur Sudaryono.

2. Ada yang mempertanyakan

Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan TNI dalam peninjauan areal persawahan di Kabupaten Bulungan, kalimantan Utara, Kamis (8/5/2025). (dok. Kementan)

Sudaryono bercerita, ada yang mempertanyakan kompetensi kepolisian dalam proyek pertanian, salah satunya pemanfaatan lahan jagung.

"Apa kompetensinya? Polisi harusnya menangkap maling. Ngapain mesti tanam jagung? Bukan polisi nyangkul-nyangkul tanam jagung, keliru," ucap Sudaryono.

3. TNI dan Polri ikut membina

Ilustrasi sawah. (dok. Kementan)

Menjawab pertanyaan itu, dia mengatakan TNI dan Polri ikut membina dalam program pemanfaatan lahan jagung, khususnya serta memastikan stabilitas keamanan dalam pelaksanaannya.

"Tapi polisi memfasilitasi petani-petani beserta dengan penyuluh pertanian meningkatkan produktivitas jagung kita. Ikut ngawal, ikut nyayomi, ikut membina. Itu yang dilakukan tentara sama polisi. Kenapa? Karena dua aparat andalan negara kita ini kita lakukan untuk menjaga stabilitas keamanan," ujar Sudaryono.

Editorial Team