Trump Akan Pangkas Anggaran Pendidikan-Kesehatan Rp2,6 Kuadriliun

- Pemotongan anggaran federal AS sebesar 163 miliar dolar AS (Rp2,6 kuadriliun) fokus pada belanja domestik, khususnya di sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
- Belanja domestik nonpertahanan mengalami pengurangan besar, termasuk EPA kehilangan lebih dari separuh anggarannya dan NIH terkena dampak pemotongan 18 miliar dolar AS (Rp296,3 triliun).
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan pemotongan anggaran federal sebesar 163 miliar dolar AS (Rp2,6 kuadriliun) untuk tahun fiskal 2026. Usulan ini fokus memangkas belanja domestik, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, sementara anggaran pertahanan dan keamanan perbatasan justru meningkat tajam.
Pemangkasan ini tertuang dalam skinny budget, rancangan awal anggaran yang mencerminkan prioritas utama Gedung Putih. Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) menyatakan, anggaran discretionary non-pertahanan akan dipotong 23 persen, turun ke tingkat terendah sejak 2017. Namun, baik Partai Demokrat maupun sejumlah anggota Republik menentang usulan ini.
“Presiden Trump ingin pemerintahan yang lebih ramping dan efisien,” ujar Direktur OMB Russell Vought dalam surat resmi kepada Kongres.
Namun, sebagian pihak menilai pemotongan ini bisa memperburuk ketimpangan dan mengancam layanan publik penting.
1. Program domestik terkena dampak

Belanja domestik nonpertahanan mengalami pengurangan besar. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) akan kehilangan lebih dari separuh anggarannya, termasuk 2,5 miliar dolar AS (Rp41,1 triliun) untuk infrastruktur air, dan 1 miliar dolar AS (Rp16,4 triliun) untuk hibah lingkungan. Institut Kesehatan Nasional (NIH) juga terkena dampak, dengan pemotongan 18 miliar dolar AS (Rp296,3 triliun), sekitar sepertiga dari total anggaran.
Departemen Pendidikan menghadapi pengurangan 12 miliar dolar AS (Rp197,5 triliun) termasuk penghapusan dana hibah pendidikan dasar dan menengah sebesar 4,5 miliar dolar AS (Rp74 triliun). NASA juga mengalami pemangkasan 6 miliar dolar AS (Rp98,7 triliun) yang mencakup pembatalan proyek misi Mars dan stasiun luar angkasa Gateway.
“Pemotongan ini akan memperlambat kemajuan ilmiah dan mempersempit akses pendidikan,” kata Bobby Kogan, analis Center for American Progress, dikutip The Washington Post.
Para kritikus menyebut langkah ini kontraproduktif bagi masa depan generasi muda dan riset ilmiah AS.
2. Anggaran pertahanan dan perbatasan melonjak drastis

Di tengah pemangkasan domestik, Trump justru mengusulkan kenaikan anggaran pertahanan sebesar 13 persen menjadi 1 triliun dolar AS (Rp16,4 kuadriliun), ditambah 119 miliar dolar AS (Rp1,9 kuadriliun) melalui undang-undang rekonsiliasi. Departemen Keamanan Dalam Negeri mendapat tambahan 175 miliar dolar AS (Rp2,8 kuadriliun), termasuk 1,3 miliar dolar AS (Rp21,4 triliun) untuk pengamanan dan deportasi imigran.
Menurut OMB, dana ini akan digunakan memperkuat patroli perbatasan dan teknologi pengawasan. Kenaikan ini mencerminkan prioritas Trump dalam memperkuat citra militer dan kontrol perbatasan sebagai bagian dari platform politiknya.
Namun, sebagian senator Republik menilai anggaran pertahanan tetap tergerus inflasi. Senator Susan Collins mengingatkan agar penguatan militer tidak mengorbankan program lokal penting.
“Kenaikan nominal ini tetap berarti pengurangan riil,” ujar Senator Roger Wicker kepada NBC News.
3. Jalan panjang di Kongres dan risiko jangka panjang

Meski menggambarkan visi Trump, keputusan akhir tetap di tangan Kongres. Sejumlah anggota parlemen, baik Demokrat maupun Republik, mengkritik pemangkasan ekstrem dan mempertanyakan keberlanjutan fiskalnya.
Selain pemotongan, Trump juga mendorong perpanjangan pemangkasan pajak 2017 yang diprediksi menambah 5 triliun dolar AS (Rp82,3 kuadriliun) pada utang nasional. Kombinasi ini memunculkan kekhawatiran serius terhadap defisit anggaran AS yang kini menyentuh 36 triliun dolar AS (Rp592,8 kuadriliun).
“Tanpa reformasi program wajib seperti Social Security, ini tidak realistis,” kata Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, Maya MacGuineas.
Perdebatan sengit diprediksi akan berlangsung hingga batas waktu anggaran pada 30 September 2025.