Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Pertimbangkan Hentikan Impor Minyak Goreng dari China

ilustrasi kapal (pexels.com/Thomas Parker)
ilustrasi kapal (pexels.com/Thomas Parker)
Intinya sih...
  • Petani kedelai Amerika terpukul perang dagang
    • Kedelai merupakan komoditas ekspor terbesar AS, China berhenti membeli dan beralih ke Brasil dan Argentina.
    • Tarif balasan membuat harga kedelai AS melonjak, petani muda menghadapi risiko finansial lebih tinggi.
    • Kebijakan tarif baru ancam ekonomi global
      • Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap seluruh impor China.
      • Ancaman Trump membuat pasar global bergejolak, dengan indeks saham S&P 500 turun tajam setelah unggahannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan langkah tegas terhadap China. Ia menilai keputusan China yang berhenti membeli kedelai dari AS sebagai bentuk permusuhan ekonomi yang merugikan petani dalam negeri.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyebut tindakan China sebagai bentuk permusuhan ekonomi karena negara itu sengaja berhenti membeli kedelai dari AS dan menyebabkan kesulitan bagi para petani kedelai.

“Sebagai contoh, kita bisa dengan mudah memproduksi minyak goreng sendiri, kita tak perlu membelinya dari China,” tulis Trump, dilansir dari CNBC.

China sebelumnya menjadi pembeli utama kedelai AS, dengan impor mencapai 27 juta metrik ton senilai hampir 12,8 miliar dolar AS (setara Rp212,2 triliun) pada 2024, sebelum menghentikan pembelian sejak Mei akibat meningkatnya ketegangan dagang.

1. Petani kedelai Amerika terpukul perang dagang

ilustrasi pemanenan lahan pertanian (pexels.com/Wolfgang Weiser)
ilustrasi pemanenan lahan pertanian (pexels.com/Wolfgang Weiser)

Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian ekspor terbesar AS dengan nilai sekitar 24,5 miliar dolar AS (setara Rp406 triliun), di mana lebih dari separuhnya dibeli oleh China, menurut American Soybean Association (ASA). Dalam lima tahun terakhir, China menguasai 61 persen pasokan kedelai dunia, sementara sebelum perang dagang 2018, AS memasok rata-rata 28 persen kedelai ke negara itu.

Akibat tarif balasan yang membuat harga kedelai AS melonjak, China kini lebih banyak membeli dari Brasil dan Argentina. Pada hari yang sama ketika Washington menjanjikan bantuan ekonomi 20 miliar dolar AS (setara Rp331 triliun) untuk Argentina, pemerintah negara itu menghapus pajak ekspor kedelai sebagai langkah memperkuat ekspor.

Presiden ASA, Caleb Ragland, menyampaikan kekecewaan atas pembatalan pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, yang diharapkan dapat memulihkan ekspor kedelai.

“Perang dagang merugikan semua orang, dan perkembangan terbaru ini sangat mengecewakan di saat petani kedelai menghadapi krisis keuangan yang semakin besar,” katanya, dikutip dari USA Today.

Ekonom ASA, Scott Gerlt, menilai bahwa petani muda yang menyewa lahan menghadapi risiko finansial lebih tinggi akibat ketegangan dagang.

“Memiliki mitra dagang yang dapat diandalkan lebih baik dalam jangka panjang. Bantuan perdagangan dapat membantu petani melewati masa sulit jangka pendek, menjaga mereka tetap berbisnis dan mencapai tahun berikutnya,” ujarnya.

Negara-negara Amerika Selatan kini memanfaatkan peluang dari permintaan kedelai China.

“Kami bergantung pada perdagangan dengan negara lain, khususnya China, untuk membeli kedelai kami,” kata Brad Arnold, petani kedelai asal Missouri kepada Fox Business.

2. Kebijakan tarif baru ancam ekonomi global

ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)
ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)

Trump juga mengisyaratkan kemungkinan membatalkan pertemuan dengan Xi selama kunjungan ke Korea Selatan, sebagai tanggapan atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh China. Ia bahkan mengancam akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap seluruh impor China mulai awal bulan depan, di luar tarif 30 persen yang telah berlaku.

“Tak mungkin untuk percaya bahwa China akan mengambil tindakan seperti itu, tetapi mereka telah melakukannya, dan sisanya adalah sejarah,” tulis Trump dalam unggahan Truth Social.

Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), pada 2024 Amerika mengimpor sekitar 1,27 juta metrik ton minyak goreng bekas dari China, yang setara 43 persen dari total ekspor minyak goreng bekas negara tersebut. Ancaman Trump membuat pasar global bergejolak, dengan indeks saham S&P 500 turun tajam setelah unggahannya, menutup perdagangan harian dengan kerugian signifikan.

3. Trump curigai langkah China pengaruhi relasi AS–Argentina

Wartawan FOX Business, Edward Lawrence, sempat bertanya kepada Trump apakah China sengaja menciptakan jarak antara AS dan Argentina dengan membeli kedelai dari negara Amerika Selatan itu.

“Saya kira begitu. China suka menggambar irisan,” katanya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Argentina, Javier Milei, Trump menyinggung hubungan tegang antara AS dan China.

Trump menegaskan bahwa AS perlu berhati-hati dalam menghadapi China. Ia menjelaskan bahwa meskipun memiliki hubungan baik dengan Xi, hubungan tersebut kerap tegang karena menurutnya China sering mencoba memanfaatkan pihak lain namun tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Prabowo Ubah Aturan, Bolehkan Ekspatriat Pimpin BUMN

15 Okt 2025, 21:48 WIBBusiness