Ukraina Blokir Aliran Gas Alam Rusia, Harga di Eropa Melonjak

Jakarta, IDN Times – Harga gas alam Eropa melonjak setelah operator jaringan milik negara Ukraina menangguhkan aliran dari Rusia yang melalui titik masuk utama.
Sebelumnya pada Selasa (10/5/2022), Gas TSO of Ukraine (GTSOU) mengumumkan force majeure atau keadaan tak terduga yang mencegah pemenuhan kontrak. Ini adalah deklarasi pertama dalam hal ini sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Operator itu mengatakan tidak akan menerima aliran melalui titik masuk Sokhranivka, yang menyalurkan Gas Rusia ke Eropa, mulai Rabu.
1. Harga gas alam Eropa naik 6 persen lebih

Operator juga telah memblokir transportasi gas melalui stasiun kompresor perbatasan Novopskov, di mana hampir sepertiga dari gas (hingga 32,6 juta meter kubik per hari) dari Rusia ke Eropa dikirimkan.
Akibat langkah ini, data Refinitiv menyebut harga gas alam Eropa TTF naik lebih dari 6,4 sekitar pukul 09:15 waktu London pada hari Rabu.
2. Pernyataan GTSOU

Stasiun pengukuran gas Sokhranivka dan Novopskov, keduanya terletak di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. GTSOU telah menyalahkan aksi kependudukan wilayah oleh Rusia sebagai penyebab gangguan transit gas.
“Sebagai akibat dari agresi militer Federasi Rusia terhadap Ukraina, beberapa fasilitas GTS berada di wilayah yang sementara dikendalikan oleh pasukan Rusia dan administrasi pendudukan,” kata GTSOU dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC.
“Saat ini, GTSOU tidak dapat melakukan kontrol operasional dan teknologi atas stasiun kompresor ‘Novopskov’ dan aset lain yang terletak di wilayah ini. Selain itu, campur tangan pasukan pendudukan dalam proses teknis dan perubahan dalam mode operasi fasilitas GTS, termasuk pengambilan gas yang tidak sah dari aliran transit gas, membahayakan stabilitas dan keamanan seluruh sistem transportasi gas Ukraina,” tambah perusahaan.
3. Solusi dari GTSOU

Meski demikian, operator mengatakan masih dapat memenuhi kewajiban transitnya ke mitra Eropa dengan mengalihkan gas ke titik interkoneksi Sudzha, yang terletak di wilayah yang dikuasai Ukraina.
“Perusahaan berulang kali memberi tahu Gazprom tentang ancaman transit gas karena tindakan pasukan pendudukan yang dikendalikan Rusia dan menekankan penghentian campur tangan dalam pengoperasian fasilitas, tetapi seruan ini diabaikan,” ujar GTSOU.