UOB Kay Hian Naikkan Target Saham ERAA ke Rp670

- UOB Kay Hian pertahankan rekomendasi "BUY" atas saham ERAA, target harga naik dari Rp480 menjadi Rp670.
- Peluncuran iPhone 16 kuartal II 2025 jadi pendorong utama optimisme, Erajaya juga tumbuh dari lini non-iPhone dan ekspansi ke segmen food & nourishment.
- ERAJ juga masuk ke industri kendaraan listrik melalui anak usaha PT Sinar Eka Selaras (ERAL) dengan target penjualan XPENG sebanyak 1.000 unit pada tahun ini dan 1.200 unit pada 2026.
Jakarta, IDN Times — Prospek bisnis PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) terus menunjukkan penguatan. Dalam laporan terbarunya, UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi “BUY” atas saham ERAA dan menaikkan target harga dari Rp480 menjadi Rp670, mencerminkan potensi kenaikan sebesar 17,5 persen dari harga Rp570 saat artikel ini ditulis.
Pendorong utama optimisme ini berasal dari peluncuran iPhone 16 pada kuartal II 2025 yang diperkirakan akan menjadi katalis kinerja kuartalan. Sebagai perbandingan, peluncuran iPhone 15 pada kuartal IV 2023 sempat mendorong lonjakan pendapatan Erajaya sebesar 25 persen secara kuartalan.
“Peningkatan penjualan iPhone generasi terbaru diperkirakan akan memberikan dorongan signifikan terhadap kinerja pendapatan di paruh pertama 2025,” tulis analis UOB dalam laporannya dilansir, Senin (26/5/2025).
1. Erajaya tunjukkan performa kuat dari lini non-iPhone

Tidak hanya dari lini digital, Erajaya juga menunjukkan performa kuat dari lini non-iPhone, yang tumbuh 13 persen secara tahunan pada kuartal I 2025. Ekspansi ke segmen food & nourishment juga mencatat respons positif pasar, ditandai dengan tingginya trafik pengunjung ke gerai pertama Chagee pada April 2025.
Langkah diversifikasi ini diperkuat dengan masuknya ERAA ke industri kendaraan listrik melalui anak usaha PT Sinar Eka Selaras (ERAL), yang memegang 80 persen sahamnya. Pengiriman pertama mobil listrik XPENG di Indonesia ditargetkan pada kuartal III 2025. UOB memperkirakan penjualan XPENG bisa mencapai 1.000 unit pada tahun ini dan 1.200 unit pada 2026.
“Dengan ASP (average selling price) sekitar Rp800 juta per unit, kami memperkirakan pendapatan dari bisnis EV bisa menyumbang Rp800 miliar di 2025,” sebut laporan tersebut.
2. Laba bersih Erajaya tumbuh 11,5 persen menjadi Rp1,15 triliun di 2025

Secara fundamental, UOB Kay Hian memperkirakan laba bersih Erajaya tumbuh 11,5 persen menjadi Rp1,15 triliun di 2025. ERAA juga berencana membuka sekitar 330 gerai baru sepanjang tahun, mencerminkan strategi ekspansi yang tetap berhati-hati di tengah tantangan makroekonomi.
Dari sisi valuasi, saham ERAA saat ini diperdagangkan di PER 7,8 kali untuk 2025, relatif sejalan dengan rata-rata lima tahunnya (tidak termasuk periode pandemi). Dengan potensi rerating dari ekspansi non-digital dan penguatan margin, UOB menilai valuasi saat ini masih atraktif.
Kinerja kuartal I 2025 sendiri mencatat laba bersih Rp203 miliar, sejalan dengan proyeksi UOB (25 persen dari estimasi tahunan), namun di bawah ekspektasi konsensus. Penundaan peluncuran iPhone 16 menjadi salah satu faktor penyebab perlambatan tersebut.
3. ERAA memiliki potensi pertumbuhan yang kuat

Dengan kombinasi antara strategi pertumbuhan, ekspansi sektor baru, dan valuasi yang menarik, ERAA dinilai memiliki potensi untuk melanjutkan fase pertumbuhan berkelanjutan di tengah dinamika industri ritel dan teknologi.
Sebelumnya, Verdhana Sekuritas juga menilai saham ERAA memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, terutama dari strategi penjualan dua seri iPhone sekaligus dan diversifikasi ke lini non-digital. Sementara itu, Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi teknikal “BUY”, mencermati pola rebound dari formasi double bottom dan momentum teknikal positif yang mendukung kelanjutan tren penguatan saham Erajaya.