Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Anak Muda Harus Digandeng buat Genjot Ekonomi Dunia

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Laporan WEF menyoroti pentingnya peran anak muda dalam pemberdayaan ekonomi dan menciptakan perubahan lokal dan global.
  • Populasi anak muda yang optimistis memandang dunia sebagai penuh peluang, ingin berperan sebagai pemimpin, serta peduli terhadap isu-isu global.
  • Kendala yang dihadapi anak muda antara lain hambatan ekonomi global, pendidikan dan pelatihan yang tidak memadai, serta keterbatasan akses pekerjaan layak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - World Economic Forum (WEF) menerbitkan laporan terbaru berjudul Global Shapers Impact yang membeberkan pentingnya dukungan terhadap anak muda, terutama dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi.

Head of Global Shapers Community WEF, Natalie Pierce mengatakan, selain dari populasi anak muda yang mendominasi dunia, ada banyak bukti lain yang memperlihatkan pentingnya generasi tersebut untuk dunia.

“Separuh populasi dunia berusia di bawah 30 tahun, kaum muda memegang kunci masa depan bersama kita. Kabar baiknya adalah mereka optimistis dan bertahan di tengah tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Natalie, dikutip Selasa (21/1/2025).

1. Generasi muda punya cita-cita ambisius untuk perbaiki dunia

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Laporan WEF itu juga memaparkan secara rinci bagaimana ratusan proyek yang dipimpin kaum muda menciptakan perubahan yang berarti, secara lokal dan global.

Pada saat yang sama, laporan tersebut memberikan wawasan tentang sikap para pemimpin muda di seluruh dunia, dan menunjukkan bagaimana perspektif segar mereka menjadi bekal untuk berperan sebagai arsitek masa depan dunia.

Laporan itu juga menepis stereotip bahwa kaum muda tak tertarik pada perdebatan politik. Sebab, berdasarkan hasil survei di lebih dari 140 negara yang melibatkan 4 ribu pemimpin muda berusia 18 hingga 30 tahun, mereka menyatakan ingin mengubah dunia menjadi lebih baik.

“Saat ini, umat manusia memiliki populasi kaum muda terbesar dalam sejarah – jadi sangat baik untuk mengetahui bahwa 83 persen dari mereka memandang dunia sebagai dunia yang penuh dengan peluang, dan 74 persen merasa berdaya untuk bertindak atas isu-isu yang mereka pedulikan,” ujar Natalie.

Selain itu, 68 persen anak muda bercita-cita untuk menduduki peran kepemimpinan yang lebih besar, dan 50 persen dari mereka percaya bisa memengaruhi pengambilan keputusan.

“Ini tidak berarti mereka memandang dunia dengan kacamata berwarna merah muda. Mereka sangat menyadari tantangan yang terus-menerus menumpuk di sekitar mereka,“ tutur Natalie.

Anak muda sangat fokus terhadap perubahan iklim, konflik bersenjata, migrasi paksa, dan kurangnya kesejahteraan dasar.

2. Banyak hambatan yang dialami anak muda untuk mengejar cita-cita

ilustrasi bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, Natalie melihat kaum muda menghadapi banyak tantangan untuk mewujudkan idenya. Pertama, hambatan ekonomi global. Kedua, pendidikan dan pelatihan yang tidak memadai, sehingga peluang mengakses pekerjaan yang layak terbatas.

Hal itu terjadi terutama di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana hanya 20 persen kaum muda memiliki pekerjaan tetap yang dibayar, dibandingkan dengan 80 persen di negara-negara yang lebih kaya.

Lebih lanjut, dua pertiga pekerja muda di negara berkembang berada di posisi yang tidak sesuai dengan keterampilan mereka, yang menyebabkan frustrasi dan keterasingan.

Namun terlepas dari kendala tersebut, para pemimpin muda yang tergabung dalam Komunitas Global Shapers memberikan perubahan akar rumput di komunitas mereka di seluruh dunia. Mulai dari menyeimbangkan kembali kekuatan politik antargenerasi, hingga memanfaatkan teknologi untuk memberikan solusi bagi kelompok yang kurang beruntung.

Sejak didirikan pada 2011, Komunitas Global Shapers telah melibatkan lebih dari 30 ribu pemimpin muda di lebih dari 500 kota. Mereka telah menyelesaikan lebih dari 3 ribu proyek lokal yang secara langsung telah meningkatkan kehidupan lebih dari 2 juta orang dengan meningkatkan akses ke pendidikan, lapangan kerja, perumahan, dan layanan kesehatan, sekaligus memelopori aksi dan inklusi lingkungan.

3. Lima alasan kenapa anak muda harus dilibatkan untuk pembangunan dunia

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Melihat alasan-alasan di atas, sebenarnya sudah tergambarkan pentingnya anak muda dalam upaya membangun dunia. Namun, Natalie menjabarkan 5 alasan lainnya kenapa anak muda harus dilibatkan oleh pelaku bisnis, pemerintah, dan organisasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Pertama, pelibatan anak muda menciptakan peluang untuk memanfaatkan keterampilan unik mereka.

Kedua, aksi yang dipimpin oleh kaum muda mengutamakan pendanaan dan sumber daya yang berkelanjutan agar dapat berkembang.

Ketiga, penyediaan ruang iklusif bagi anak muda dapat memperbesar peluang mereka berkontribusi pada kebijakan dan strategi.

Keempat, dengan pelatihan dalam advokasi, perubahan sistem, dan keterampilan penting lainnya, memungkinkan kaum muda untuk meningkatkan upaya mereka dan memperluas dampak inisiatif mereka.

Kelima, wawasan dan solusi anak muda sangat penting dalam membentuk kebijakan dan praktik yang memengaruhi kehidupan dan komunitas mereka.

Dengan membuat lima komitmen ini, para pemangku kepentingan terkemuka – mulai dari CEO hingga menteri pemerintah – dapat membantu menyatukan generasi dan memberdayakan kaum muda untuk menciptakan solusi inklusif yang akan memastikan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us