Zulhas Prihatin Harga TBS Anjlok Sengsarakan Petani

06 Jul 2022, 14:55 WIB

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan MinyaKita di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (6/7/2022). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengaku prihatin atas rendahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Harga TBS kelapa sawit saat ini anjlok di bawah Rp1.600 per kilogram (kg).

"Ada yg mendesak hari-hari ini yang membuat kita juga terpukul, miris, sedih, melihat hari-hari petani sawit TBS itu harganya di bawah Rp1.600, bahkan ada yang di bawah Rp1.000, tentu ini kita prihatin," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu, di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (6/7/2022).

1. Zulhas sebut tugas terkait urusan kelapa sawit belum selesai

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Saat ini harga minyak goreng curah sudah berhasil diturunkan hingga ke level Rp14 ribu setelah melonjak tinggi akibat mahalnya harga bahan baku minyak goreng, dalam hal ini kelapa sawit.

Tapi, di sisi lain kini harga TBS kelapa sawit anjlok sehingga membuat petani sengsara. Oleh karena itu, Zulhas menyatakan pihaknya akan mencari cara untuk memperbaiki harga TBS.

"Oleh karena itu kita akan segera cari cara agar ini juga bisa cepat selesai," ujarnya.

2. Ekspor dipacu demi TBS petani sawit dapat terjual

ilustrasi brondolan kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurutnya, masalah harga TBS yang anjlok ini sangat terkait dengan kelancaran ekspor. Jika ekspornya lancar, maka tangki milik pabrik kelapa sawit (PKS) bisa kosong. Dengan begitu, PKS bisa membeli sawit rakyat.

"Nah, kalau sawit rakyat sudah banyak yang dibeli tentu hukum pasar sedikit demi sedikit harganya akan naik," ujarnya.

3. Zulhas mengaku sedih petani sawit sampai jual TBS ke negara tetangga

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dia menjelaskan saat ini para PKS diminta untuk membeli TBS dengan harga Rp1.600 per kg. Namun, lantaran tangki-tangki di pabrik belum kosong maka TBS yang dapat dibeli tidak banyak.

"Belinya sedikit karena nggak bisa mengolahnya. Jadi saya juga sedih lihat kalau petani-petani kita sampai mempertaruhkan dirinya membawa buah tandan segarnya itu ke negara tetangga. Yang dekat mungkin bisa, kalau yang jauh gimana? oleh karena itu ini persoalan yang harus segera kita selesaikan," tambah Zulhas.