Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Perbedaan Emas Fisik dan Derivatif untuk Investor Pemula

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Intinya sih...
  • Emas fisik butuh penyimpanan khusus, derivatif serba digital
  • Derivatif beri peluang untung dua arah, fisik hanya saat harga naik

Emas selalu jadi instrumen andalan dalam strategi diversifikasi portofolio. Dalam praktiknya, investasi emas tidak hanya berupa batangan atau koin fisik, tapi juga tersedia dalam bentuk derivatif. Emas derivatif adalah kontrak berbasis harga emas yang diperdagangkan secara online, cocok untuk investor yang aktif dan fleksibel.

Untuk memilih jenis investasi yang paling tepat, penting memahami perbedaan emas fisik dan derivatif dari berbagai aspek. Mulai dari penyimpanan hingga sistem transaksinya, masing-masing punya karakteristik yang unik. Simak enam perbedaannya berikut ini agar kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak!

1. Emas fisik butuh penyimpanan khusus, derivatif serba digital

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas fisik perlu disimpan di tempat yang aman karena bentuknya berwujud dan bernilai tinggi. Banyak investor memilih menyimpannya di brankas pribadi atau menggunakan layanan safe deposit box di bank. Namun, opsi ini sering kali menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya sewa brankas dan asuransi.

Sebaliknya, emas derivatif tidak memerlukan penyimpanan fisik karena hanya berupa kontrak digital. Seluruh proses penyimpanan dan pengelolaan dilakukan secara elektronik oleh sistem broker atau bursa. Hal ini membuat emas derivatif lebih praktis dan efisien, terutama untuk investor yang ingin menghindari repotnya logistik.

2. Derivatif beri peluang untung dua arah, fisik hanya saat harga naik

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Keuntungan dari emas fisik hanya bisa didapat ketika harga jual lebih tinggi dari harga beli. Karena itu, emas fisik lebih cocok untuk investasi jangka panjang sebagai pelindung nilai dari inflasi. Investor biasanya menahan emas dalam waktu lama sambil menunggu harga naik signifikan.

Di sisi lain, emas derivatif menawarkan dua arah keuntungan atau two-way opportunity. Artinya, kamu bisa meraih profit tidak hanya saat harga emas naik, tapi juga ketika harga turun, dengan strategi short selling. Ini memberikan fleksibilitas lebih bagi investor yang jeli membaca arah pasar dan ingin memaksimalkan fluktuasi harga harian.

3. Harga emas derivatif lebih seragam dan transparan

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Harga emas fisik bisa berbeda-beda tergantung pada merek, lokasi, dan margin penjual. Selain itu, harga bisa dipengaruhi oleh biaya pencetakan, sertifikasi, dan distribusi yang ditambahkan oleh toko emas. Perbedaan ini membuat pembeli perlu membandingkan harga secara cermat sebelum membeli.

Sebaliknya, emas derivatif mengacu langsung pada harga spot emas dunia yang diperdagangkan di bursa global seperti New York Mercantile Exchange. Harga ini berlaku sama untuk seluruh pelaku pasar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Transparansi ini menjadi keunggulan tersendiri karena investor bisa lebih mudah memantau dan membuat keputusan berdasarkan data real-time.

4. Derivatif unggul dalam fleksibilitas transaksi

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Untuk membeli atau menjual emas fisik, kamu harus datang ke toko emas atau menggunakan jasa kurir untuk pengiriman. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tapi juga mengandung risiko seperti keterlambatan atau kehilangan barang. Belum lagi, ada biaya tambahan yang mungkin muncul dari proses tersebut.

Di sisi lain, transaksi emas derivatif dapat dilakukan secara online kapan pun dan di mana pun. Selama ada koneksi internet dan akun trading di broker legal, kamu bisa masuk ke pasar dengan mudah. Ini memberi fleksibilitas yang tinggi, terutama bagi investor yang ingin bertransaksi aktif tanpa batasan waktu atau lokasi.

5. Leverage memungkinkan trading derivatif dengan modal kecil

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Salah satu fitur unggulan dalam trading emas derivatif adalah leverage. Leverage memungkinkan investor mengontrol nilai transaksi besar dengan modal kecil, misalnya hanya 2% dari nilai kontrak. Hal ini membuka peluang bagi investor ritel untuk masuk ke pasar komoditas dengan modal yang lebih ringan.

Contohnya, dengan kontrak mikro GOFX, kamu bisa mulai trading hanya dengan Rp500 ribu. Fasilitas ini tentu menarik, tapi juga perlu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Leverage bisa memperbesar keuntungan, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian jika prediksi pasar meleset.

6. Spread emas derivatif relatif lebih rendah

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Spread adalah selisih antara harga beli (ask) dan harga jual (bid) suatu aset. Pada emas fisik, spread cenderung lebih tinggi karena dipengaruhi oleh berbagai biaya tambahan seperti produksi, logistik, dan sertifikasi. Spread yang besar ini bisa mengurangi potensi keuntungan, terutama jika kamu menjual emas dalam waktu singkat.

Sebaliknya, emas derivatif memiliki spread yang lebih rendah, terutama pada kontrak yang diperdagangkan di bursa seperti GOFX. Spreadnya bisa serendah 1 persen, sehingga lebih mudah untuk mencapai titik impas dan meraih profit. Ini membuat emas derivatif lebih ideal untuk strategi jangka pendek atau intraday trading.

Memilih antara emas fisik dan derivatif tergantung pada tujuan investasi, profil risiko, dan preferensi kamu dalam bertransaksi. Emas fisik cocok untuk investor konservatif yang fokus pada perlindungan nilai jangka panjang. Sementara itu, emas derivatif lebih sesuai bagi investor aktif yang ingin memanfaatkan dinamika pasar dan leverage. Apa pun pilihanmu, pastikan kamu memahami instrumennya dan memilih broker yang terdaftar di BAPPEBTI agar investasi tetap aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us