Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Gaji Tinggi Belum Tentu Kaya, Net Worth Lebih Valid!

ilustrasi uang rupiah (vecteezy.com/Miftachul Huda)
ilustrasi uang rupiah (vecteezy.com/Miftachul Huda)
Intinya sih...
  • Gaji tinggi hanya aliran masuk, bukan akumulasi.
  • Utang bisa menciptakan ilusi kekayaan.
  • Net worth mencerminkan daya tahan finansial dan memberi gambaran tren jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Punya gaji tinggi memang sering bikin orang terlihat mapan dari luar. Mobil keren, liburan ke luar negeri, atau gadget terbaru seolah jadi tanda kesuksesan finansial. Namun kenyataannya gak selalu begitu, lho.

Gaji besar hanya menunjukkan seberapa banyak uang yang masuk tiap bulan, bukan seberapa banyak yang berhasil kamu simpan atau miliki. Di sisi lain, ukuran kekayaan sejati justru lebih tepat dilihat dari net worth atau jumlah kekayaan bersih.

Net worth menghitung total aset yang kamu punya dikurangi semua utang. Dari situ bisa terlihat apakah kondisi finansialmu benar-benar sehat atau cuma tampak mengilap di permukaan.

Nah, berikut lima alasan kenapa gaji tinggi belum tentu bikin kaya dan kenapa net worth jauh lebih valid untuk mengukur kekayaanmu.

1. Gaji hanya aliran masuk, bukan akumulasi

ilustrasi belanja (pexels.com/Antonio Sokic)
ilustrasi belanja (pexels.com/Antonio Sokic)

Gaji tinggi sering dianggap sebagai tanda sukses, tapi itu sebenarnya cuma angka pemasukan bulanan. Kalau pengeluaranmu sama besar dengan gaji, atau bahkan lebih, berarti gak ada yang tersisa untuk membangun kekayaan. Banyak orang dengan gaji besar tetap hidup paycheck to paycheck karena gaya hidupnya ikut naik.

Net worth justru memberikan gambaran utuh. Ia memperlihatkan seberapa banyak kekayaan yang sudah berhasil kamu kumpulkan dari waktu ke waktu. Jadi meski gaji kecil, kalau konsisten menabung dan berinvestasi, net worth bisa tumbuh stabil.

2. Utang bikin ilusi kekayaan

ilustrasi rumah mewah (pexels.com/Expect Best)
ilustrasi rumah mewah (pexels.com/Expect Best)

Punya rumah mewah atau mobil sport belum tentu berarti kaya kalau sebagian besar masih milik bank. Gaji besar memang memudahkan seseorang mengakses pinjaman, tapi kalau beban cicilan lebih besar dari aset bersih, maka kondisi keuangan bisa rapuh.

Net worth mengoreksi ilusi ini. Misalnya kamu punya rumah seharga Rp1 miliar, tapi utangnya masih Rp800 juta. Kekayaan bersihmu bukan Rp1 miliar, melainkan hanya Rp200 juta. Tanpa hitungan ini, kamu bisa terjebak dalam perasaan semu seolah sudah mapan padahal masih terbebani kewajiban besar.

3. Net worth mencerminkan daya tahan finansial

ilustrasi saving (vecteezy.com/Ekachai Lohacamonchai)
ilustrasi saving (vecteezy.com/Ekachai Lohacamonchai)

Saat kondisi ekonomi menurun atau penghasilan berkurang, net worth jadi penentu seberapa kuat kamu bisa bertahan. Gaji tinggi gak akan ada artinya kalau habis begitu saja tanpa tabungan atau aset. Begitu kehilangan pekerjaan, kamu bisa langsung kelimpungan.

Kalau net worth positif dan terus bertumbuh, itu tandanya ada cadangan yang bisa digunakan di masa sulit. Aset seperti tabungan, investasi, atau properti bisa jadi penyangga saat situasi gak pasti. Jadi, kekayaan bukan diukur dari besar kecilnya gaji, tapi dari seberapa siap kamu menghadapi badai finansial.

4. Memberi gambaran tren jangka panjang

ilustrasi investasi (freepik.com/Freepik)
ilustrasi investasi (freepik.com/Freepik)

Gaji hanya menunjukkan kondisi sesaat, sedangkan net worth bisa menunjukkan arah finansialmu dalam jangka panjang. Kalau dari tahun ke tahun net worth meningkat, berarti kamu berhasil membangun kekayaan secara konsisten. Sebaliknya, kalau terus menurun, mungkin ada pola pengeluaran atau keputusan keuangan yang perlu dievaluasi.

Melacak net worth membuatmu lebih sadar dengan kondisi keuangan riil. Kamu bisa tahu kapan harus mengurangi utang, memperbesar investasi, atau memperbaiki strategi tabungan. Dari situ, tujuan finansial seperti pensiun nyaman atau kebebasan finansial jadi lebih terukur.

5. Lebih mudah untuk perbandingan dan evaluasi

ilustrasi menghitung anggaran (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi menghitung anggaran (pexels.com/Kaboompics.com)

Gaji sulit dijadikan alat perbandingan karena tiap orang punya latar belakang, biaya hidup, dan kewajiban berbeda. Namun, net worth bisa dipakai sebagai standar yang lebih adil. Dengan menghitung aset dikurangi utang, kamu bisa melihat posisi finansialmu dibandingkan orang lain di kelompok usia atau profesi yang sama.

Selain itu, net worth juga jadi tolok ukur paling jelas untuk evaluasi diri. Apakah kamu sudah berada di jalur yang benar menuju tujuan finansial? Apakah utang lebih mendominasi dibanding aset? Semua pertanyaan itu bisa dijawab dari angka net worth, bukan dari seberapa besar gaji yang masuk tiap bulan.

Gaji tinggi memang menyenangkan, tapi itu bukan jaminan bahwa kamu benar-benar kaya. Banyak orang terlihat makmur dari luar, padahal kalau dihitung net worth-nya, kondisinya masih pas-pasan atau bahkan negatif. Net worth jauh lebih valid karena menghitung seluruh aset dan utang sehingga memberi gambaran nyata tentang posisi finansialmu.

Mulai sekarang, jangan hanya fokus mengejar gaji besar aja, ya. Lebih penting membangun net worth yang sehat lewat tabungan, investasi, dan pengelolaan utang yang bijak. Dengan begitu, kamu gak cuma terlihat sukses, tapi benar-benar punya fondasi finansial yang kokoh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

6 Faktor Penyebab yang Bikin Suku Bunga Bank Naik Turun

12 Okt 2025, 22:00 WIBBusiness