Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Menabung Masih Aman? Ini Dampak Inflasi yang Perlu Diketahui   

ilustrasi menabung (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi menabung (freepik.com/drobotdean)

Menabung selalu dianggap sebagai cara terbaik untuk menjaga kestabilan keuangan. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan, ada rasa aman karena memiliki dana cadangan untuk masa depan. Tapi, apakah cara ini masih efektif ketika inflasi terus meningkat?

Inflasi membuat nilai uang semakin berkurang dari waktu ke waktu. Artinya, jumlah uang yang sama bisa membeli lebih sedikit barang dibandingkan sebelumnya. Jika hanya mengandalkan tabungan, apakah ini masih menjadi pilihan yang aman?

1. Nilai uang berkurang

ilustrasi menabung untuk dana darurat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menabung untuk dana darurat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Inflasi menyebabkan harga barang dan jasa naik secara terus-menerus. Ketika harga naik, daya beli uang yang disimpan di tabungan menjadi lebih kecil. Jika dulu sejumlah uang cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari, beberapa tahun ke depan mungkin jumlah itu tidak lagi cukup.

Tabungan di bank memang tetap bertambah dari bunga yang diberikan. Namun, jika tingkat inflasi lebih tinggi dari bunga tabungan, maka nilainya tetap berkurang. Inilah sebabnya banyak orang merasa tabungan mereka tidak lagi sekuat dulu dalam menghadapi kenaikan harga.

2. Bunga tabungan gak seimbang dengan inflasi

ilustrasi uang dan handphone (pexels.com/Photo Source: Kaboompics.com)
ilustrasi uang dan handphone (pexels.com/Photo Source: Kaboompics.com)

Bunga yang diberikan oleh bank biasanya lebih kecil dibandingkan laju inflasi. Misalnya, jika inflasi mencapai 5% per tahun sementara bunga tabungan hanya 2%, maka uang yang disimpan sebenarnya mengalami penurunan nilai. Walaupun nominalnya bertambah, daya belinya justru melemah.

Bank memang menawarkan suku bunga yang berbeda-beda, tergantung kebijakan masing-masing. Namun, secara umum, tabungan di bank konvensional masih kalah cepat dibandingkan dengan kenaikan harga barang. Oleh karena itu, menyimpan uang di tabungan dalam jangka panjang bisa menjadi pilihan yang kurang efektif.

3. Alternatif menyimpan uang

ilustrasi uang koin dan kertas (pexels.com/ David McBee)
ilustrasi uang koin dan kertas (pexels.com/ David McBee)

Untuk melawan dampak inflasi, banyak orang mulai mempertimbangkan investasi. Instrumen seperti emas, saham, atau obligasi sering dipilih karena cenderung lebih tahan terhadap inflasi. Dibandingkan hanya menabung, investasi bisa memberikan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang.

Investasi memang memiliki risiko, tapi ada banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan. Emas misalnya, sering dianggap sebagai pelindung nilai karena harganya cenderung naik mengikuti inflasi. Sedangkan saham dan obligasi bisa memberikan keuntungan lebih tinggi jika dipilih dengan strategi yang tepat.

Inflasi membuat nilai uang dalam tabungan terus menurun dari tahun ke tahun. Menyimpan uang di bank tetap penting untuk kebutuhan darurat, tetapi untuk jangka panjang, perlu mempertimbangkan opsi lain. Investasi bisa menjadi pilihan untuk menjaga daya beli tetap stabil.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak inflasi terhadap tabungan. Mempelajari berbagai instrumen keuangan bisa membantu mengambil keputusan terbaik. Dengan strategi yang tepat, keuangan tetap bisa berkembang meskipun inflasi terus terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahri risar
EditorFahri risar
Follow Us