Bos IndoGold Bagi Tips Investasi Emas Digital di 2025

Jakarta, IDN Times - Emas digital bisa menjadi instrumen investasi pilihan tahun ini. Founder dan Chief Marketing Officer (CMO) IndoGold, Indra, mengatakan ada banyak kelebihan emas fisik digital untuk diinvestasikan.
“Perdagangan emas fisik digital ini ada loh emas fisiknya. Jadi, gak kayak futures (emas berjangka). Kalau futures kan kita kontrak, beli, harus jual, jual, harus beli. Kalau di kita gak bisa. Kita itu adalah sistemnya ya barang sudah harus ada dulu, gitu kan,“ kata Indra dalam program Ngobrol Seru by IDN Times yang dikutip Kamis (2/1/2024).
1. Persiapkan pola pikir saat memulai investasi

Indra mengatakan, bagi masyarakat yang ingin memulai berinvestasi emas digital fisik di 2025, harus mempersiapkan pola pikir alias mindset terkait investasi emas itu sendiri. Menetapkan pola pikir dimulai dari mengetahui profil risiko dalam berinvestasi.
“Setiap orang itu punya preferensi risiko yang berbeda-beda, ada yang mungkin, oh saya high risk, high gain; YOLO, you only live once; cacing-cacing, naga-naga gitu kan, tapi ada juga yang tipenya memang konservatif,” tutur Indra.
Jika sudah mengetahui apakah profil risikonya rendah, moderat, atau tinggi, maka bisa menentukan produk emas apa yang bisa dipilih.
“Jadi mindset ini balik juga sama masalah yang kita bicara pertama tadi, mindset investasi adalah lebih mengenal diri kita sendiri,” ucap Indra.
2. Bisa dimulai dengan modal Rp10 ribu

Indra mengatakan, berinvestasi emas digital di platform IndoGold bisa dimulai dari Rp10 ribu. Sehingga, menurutnya, masyarakat bisa memulainya kapan pun.
“Kita (IndoGold) bisa pembelian mulai Rp10 ribu (untuk emas digital),” tutur dia.
3. Bisa dicetak kapan pun saat membutuhkan tambahan dana

Indra mengatakan, emas digital fisik bisa dicetak untuk menerima emas batangannya. Namun, dia menyarankan pencetakan emas digital dilakukan saat membutuhkan dana darurat, misalnya untuk membayar sekolah anak, dan sebagainya.
“Makanya kadang teman saya anaknya mau sekolah nih, misalnya SMP, dia menghitung gramasi dulu, sekolahnya berapa tahun lagi? Dua tahun lagi atau tiga tahun lagi kan. Nah, habis itu digramasikan, oh kalau harga mah sekarang dibagi, yang lebih dapatnya berapa gram gitu kan,” ucap Indra.