Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatur Keuangan untuk Hidup sebagai Pekerja Remote

Ilustrasi dompet berisi uang (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi dompet berisi uang (freepik.com/rawpixel.com)
Intinya sih...
  • Buat anggaran sesuai gaya hidup remote, gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet untuk memantau aliran uang.
  • Bangun dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran dengan menyisihkan 10-15% dari penghasilan tiap bulan.
  • Catat semua pemasukan dan pengeluaran, evaluasi setiap bulan untuk mengetahui mana yang perlu dipertahankan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hidup sebagai pekerja remote memang terdengar menyenangkan. Bangun tanpa terburu-buru, bisa kerja dari mana saja, bahkan ngopi di kafe favorit sambil menyelesaikan deadline. Namun, di balik fleksibilitas itu, ada satu hal yang sering bikin pusing kalau gak dikelola dengan baik: keuangan. Tanpa sistem yang rapi, uang gaji bisa lenyap entah ke mana, apalagi kalau kamu kerja freelance dengan penghasilan yang gak selalu stabil tiap bulan.

Karena itulah, pekerja remote perlu punya strategi khusus dalam mengatur keuangan. Gak cuma soal menabung, tapi juga bagaimana mengatur pengeluaran, membangun dana darurat, dan memastikan kamu tetap punya cadangan meski proyek sedang sepi. Yuk, bahas cara-cara cerdas menjaga keuangan tetap aman dan hidup tetap nyaman meski kerja dari mana saja!

1. Buat anggaran berdasarkan gaya hidup remote

ilustrasi membuat anggaran keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi membuat anggaran keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Langkah pertama yang paling penting adalah bikin anggaran yang sesuai dengan gaya hidupmu sebagai pekerja remote. Pekerja remote tentunya punya gaya hidup yang berbeda daripada pekerja kantoran. Kamu mungkin gak perlu keluar uang untuk biaya transportasi, tapi sebagai gantinya mungkin kamu harus keluar banyak uang untuk internet, ngopi di kafe, atau langganan aplikasi.

Poin utamanya adalah realistis. Jangan bikin anggaran yang terlalu ketat sampai bikin stres sendiri. Namun, juga jangan terlalu longgar sampai semua pengeluaran terasa boleh-boleh saja. Gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet biar kamu bisa pantau aliran uang dengan lebih gampang.

2. Bangun dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran

ilustrasi dana darurat (freepik.com/user6702303)
ilustrasi dana darurat (freepik.com/user6702303)

Karena penghasilan pekerja remote sering gak menentu, dana darurat itu wajib banget. Idealnya, kamu punya cadangan yang cukup untuk menutupi pengeluaran selama 3–6 bulan. Jadi, kalau tiba-tiba proyek sepi atau pembayaran klien telat, kamu tetap bisa hidup tenang tanpa panik cari pinjaman.

Tipsnya, mulai dari nominal kecil tapi rutin. Misalnya, sisihkan 10–15 persen dari penghasilan tiap bulan ke rekening khusus dana darurat. Lama-lama akan terkumpul sendiri, dan kamu gak akan merasa terlalu berat.

3. Catat semua pemasukan dan pengeluaran

ilustrasi menghitung pengeluaran (freepik.com/wirestock)
ilustrasi menghitung pengeluaran (freepik.com/wirestock)

Kedengarannya sepele, tapi mencatat pengeluaran itu kunci supaya kamu tahu ke mana saja uang pergi. Banyak pekerja remote yang merasa “kok cepat banget gaji habis?”, padahal ternyata banyak bocor halus seperti langganan aplikasi, delivery makanan, atau beli alat kerja yang sebenarnya belum mendesak. Gunakan aplikasi budgeting atau catatan manual di HP. Dengan begitu, kamu bisa evaluasi tiap bulan: mana yang bisa ditekan dan mana yang memang perlu dipertahankan.

4. Sisihkan uang untuk investasi dan asuransi

ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Pixabay)

Jangan cuma fokus ke pengeluaran harian, pikirkan juga masa depan. Pekerja remote gak selalu punya tunjangan kesehatan atau pensiun seperti karyawan tetap, jadi kamu harus siapkan itu sendiri. Mulailah dengan asuransi kesehatan dasar dan perlahan tambah investasi seperti reksa dana atau saham.

Ingat, investasi bukan soal nominal besar, tapi soal konsistensi. Bahkan, Rp100 ribu per bulan pun bisa jadi awal yang bagus kalau kamu disiplin. Dengan begitu, kamu gak hanya kerja untuk hari ini, tapi juga membangun kestabilan finansial untuk masa depan.

5. Gunakan akun multi-currency untuk transaksi global

dompet digital
ilustrasi dompet digital (freepik.com/freepik)

Kalau kamu sering kerja dengan klien dari luar negeri, akun multi-currency wajib banget dipertimbangkan. Banyak bank dan platform fintech sekarang menawarkan akun yang bisa menyimpan berbagai mata uang sekaligus tanpa perlu repot tukar uang berkali-kali. Dengan akun seperti ini, kamu bisa terima pembayaran langsung dalam mata uang asing, menghindari biaya konversi yang tinggi, dan lebih fleksibel saat butuh melakukan transaksi internasional. Cocok banget untuk kamu yang sering dapat proyek lintas negara atau sedang digital nomad di luar negeri.

Jadi pekerja remote memang memberi kebebasan waktu dan tempat, tapi kebebasan itu datang dengan tanggung jawab finansial yang lebih besar. Dengan perencanaan keuangan yang cermat, kamu bisa menikmati hidup fleksibel tanpa takut kehabisan uang di tengah jalan. Intinya, kerja boleh di mana saja, tapi keuangan tetap harus on track supaya hidupmu tetap tenang dan terkendali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Business

See More

6 Bisnis Sampingan untuk Millennial dengan Modal Minim

26 Okt 2025, 23:27 WIBBusiness