Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Istilah Penting dalam Dunia Investasi, Pemula Wajib Tahu!

ilustrasi investasi saham (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
ilustrasi investasi saham (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
Intinya sih...
  • Aset dan instrumen investasi meliputi saham, obligasi, reksa dana, properti, emas. Pemilihan aset harus disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu, dan toleransi risiko.
  • Profil risiko penting untuk memilih jenis investasi yang sesuai secara psikologis maupun finansial. Konservatif cocok dengan obligasi atau reksa dana pasar uang, sementara yang agresif bisa memilih saham atau aset kripto.
  • Diversifikasi portofolio adalah strategi menyebar investasi ke berbagai jenis aset atau sektor untuk mengurangi risiko. Tujuannya adalah meminimalkan potensi kerugian saat salah satu aset mengalami penurunan nilai.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu ingin mulai berinvestasi? Belajar investasi mungkin sedikit lebih sulit ketika berhadapan dengan berbagai istilah teknis. Pemahaman terhadap istilah-istilah dasar investasi menjadi kunci untuk membuat keputusan finansial yang tepat dan menghindari kesalahan umum.

Beberapa istilah dalam dunia investasi sebenarnya sering muncul dalam berita ekonomi, media sosial, atau bahkan obrolan sehari-hari. Oleh karena itu, kamu harus memahami arti dari istilah-istilah seputar investasi supaya lebih mudah dalam belajar dan mengikuti perkembangan pasar. Berikut adalah lima istilah penting dalam dunia investasi yang wajib dikuasai pemula agar lebih percaya diri dalam mengelola keuangan dan membangun portofolio.

1. Aset dan instrumen investasi

ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/Kaboompics)
ilustrasi uang dan bitcoin (pexels.com/Kaboompics)

Aset investasi adalah segala bentuk kekayaan yang memiliki potensi memberikan keuntungan di masa depan. Dalam konteks finansial, aset bisa berupa saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas. Sedangkan instrumen investasi merujuk pada produk atau wadah tempat investor menanamkan modalnya, seperti surat utang negara atau deposito berjangka.

Memahami perbedaan dan karakteristik tiap aset sangat penting untuk menyesuaikan dengan tujuan keuangan. Misalnya, saham cenderung berisiko tinggi tapi potensial memberikan return besar, sementara deposito relatif aman tapi imbal hasilnya kecil. Pemilihan aset dan instrumen sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan, jangka waktu, serta toleransi risiko masing-masing individu.

2. Profil risiko

ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Yan Krukau)

Profil risiko menggambarkan sejauh mana seseorang mampu dan bersedia menerima kemungkinan kerugian dalam berinvestasi. Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda, mulai dari konservatif (menghindari risiko), moderat (seimbang antara risiko dan imbal hasil), hingga agresif (berani mengambil risiko demi return tinggi).

Menentukan profil risiko penting untuk memilih jenis investasi yang sesuai secara psikologis maupun finansial. Seseorang dengan profil konservatif mungkin lebih cocok dengan obligasi atau reksa dana pasar uang, sementara yang agresif bisa memilih saham atau aset kripto. Memaksakan diri ke instrumen berisiko tinggi tanpa kesiapan mental justru bisa menimbulkan tekanan dan keputusan emosional yang merugikan.

3. Diversifikasi portofolio

ilustrasi Bitcoin dan Altcoin (pexels.com/Worldspectrum)
ilustrasi Bitcoin dan Altcoin (pexels.com/Worldspectrum)

Diversifikasi portofolio adalah strategi menyebar investasi ke berbagai jenis aset atau sektor untuk mengurangi risiko. Tujuannya adalah meminimalkan potensi kerugian saat salah satu aset mengalami penurunan nilai, karena aset lain yang tidak terpengaruh atau bahkan naik nilainya dapat menyeimbangkan portofolio secara keseluruhan.

Dalam praktiknya, diversifikasi bisa dilakukan dengan menggabungkan saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, atau bahkan dengan membeli saham dari sektor yang berbeda. Strategi ini bukan berarti menghindari risiko sepenuhnya, tetapi bertujuan mengelola risiko agar tidak terpusat pada satu titik. Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik akan lebih tahan terhadap gejolak pasar.

4. Dollar Cost Averaging (DCA)

ilustrasi investasi (pexels.com/Alesia Kozik)
ilustrasi investasi (pexels.com/Alesia Kozik)

Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi dengan cara menyetor dana dalam jumlah tetap secara berkala, terlepas dari kondisi pasar. Teknik ini membantu mengurangi risiko membeli di harga puncak, karena harga beli rata-rata akan terbentuk seiring waktu. Terkadang kamu bisa membeli saat harga turun, kadang saat naik.

Strategi DCA cocok untuk investor pemula karena tidak memerlukan kemampuan membaca pasar secara aktif. Dengan komitmen rutin, DCA juga membantu membangun disiplin dalam berinvestasi jangka panjang. Misalnya, dengan menyisihkan Rp500 ribu setiap bulan untuk membeli reksa dana, tanpa perlu khawatir apakah pasar sedang bullish atau bearish.

5. Likuiditas aset

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Likuiditas mengacu pada seberapa cepat dan mudah suatu aset bisa dicairkan menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara signifikan. Aset dengan likuiditas tinggi seperti saham blue chip atau tabungan mudah dicairkan kapan saja. Sementara itu, aset seperti properti atau barang koleksi cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk dijual.

Memahami tingkat likuiditas penting dalam menyusun strategi keuangan. Aset likuid sebaiknya tersedia sebagai bagian dari dana darurat atau kebutuhan jangka pendek. Sedangkan aset kurang likuid bisa dialokasikan untuk tujuan jangka panjang karena butuh waktu lebih untuk direalisasikan. Portofolio ideal adalah kombinasi dari keduanya agar tetap fleksibel dan aman.

Investasi merupakan aktivitas yang bisa dilakukan oleh semua orang dengan berbagai latar belakang ekonomi. Dengan mengenali istilah dasar seperti aset, risiko, dan likuiditas, siapa pun bisa mulai membangun masa depan finansial yang lebih stabil. Pengetahuan dasar ini menjadi fondasi kuat untuk membuat keputusan cerdas dan menghindari kesalahan yang merugikan di kemudian hari.i

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us