Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Millenial dan Gen Z dalam Mengelola Keuangan

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/karolina-grabowska)

Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaan antara Generasi Millenial dan Gen Z semakin terlihat dalam banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah cara mereka mengelola keuangan. Kedua generasi ini tumbuh di era yang berbeda, dengan tantangan ekonomi dan perkembangan teknologi yang turut membentuk pandangan mereka terhadap uang.

Millenial yang lahir antara 198–1996, berada di masa transisi dari teknologi analog ke digital. Sementara itu, Gen Z, yang lahir setelah 1996, tumbuh dalam era yang sepenuhnya digital. Ini memengaruhi cara mereka mengambil keputusan keuangan dan menentukan prioritas dalam pengelolaan uang. Berikut adalah empat perbedaan utama Millenial dan Gen Z dalam mengelola keuangan, dimana mencerminkan perubahan zaman dan teknologi yang memengaruhi pola pikir mereka.

1. Pendekatan terhadap tabungan

ilustrasi memasukkan koin ke celengan (pexels.com/Oleksandr P)

Millenial cenderung lebih berhati-hati dalam menabung, terutama karena banyak dari mereka tumbuh di tengah krisis ekonomi 1998. Mereka sering kali lebih fokus pada menabung untuk masa depan jangka panjang, seperti membeli rumah atau mempersiapkan pensiun.

Di sisi lain, Gen Z lebih pragmatis dalam menabung. Mereka lebih terbiasa menabung untuk tujuan jangka pendek, seperti perjalanan atau gadget terbaru, tetapi juga menunjukkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya menabung sejak dini. Meskipun demikian, mereka cenderung menggunakan aplikasi dan platform digital untuk mengelola tabungan, yang memudahkannya melacak dan mengotomatisasi pengelolaan keuangan.

2. Kebiasaan berbelanja

ilustrasi seorang wanita belanja secara impulsif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Millenial dikenal lebih cenderung membeli barang berdasarkan pengalaman dan preferensi pribadi. Mereka sering mengutamakan kualitas dibandingkan harga, terutama untuk produk yang mereka anggap investasi jangka panjang seperti pakaian, gadget, atau peralatan rumah tangga. Selain itu, mereka juga lebih suka mengeluarkan uang untuk pengalaman, seperti liburan atau acara sosial, daripada untuk barang fisik.

Sebaliknya, Gen Z lebih sensitif terhadap harga dan sering memanfaatkan diskon serta promosi. Kebiasaan belanja mereka sangat dipengaruhi oleh tren media sosial dan rekomendasi influencer. Gen Z lebih tertarik dengan produk yang memberikan nilai tambah dan sering kali memilih untuk membeli barang second-hand atau produk ramah lingkungan, sejalan dengan kepedulian mereka terhadap keberlanjutan.

3. Pandangan terhadap investasi

ilustrasi seorang wanita sedang menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Millenial lebih konservatif dalam berinvestasi. Mereka lebih memprioritaskan pembayaran utang daripada berinvestasi. Selain itu, mereka lebih cenderung memilih investasi tradisional seperti properti atau reksa dana yang memberikan hasil jangka panjang dengan risiko lebih rendah.

Gen Z, sebaliknya, lebih agresif dan terbuka terhadap investasi, terutama di dunia digital seperti cryptocurrency, saham, dan platform investasi berbasis aplikasi. Mereka tumbuh di era keterbukaan informasi yang memudahkan mereka untuk belajar dan mencoba berbagai jenis investasi dengan lebih cepat dan fleksibel. Generasi ini juga cenderung lebih berani dalam mengambil risiko, karena mereka merasa memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar dari kesalahan investasi di usia muda.

4. Penggunaan teknologi dalam mengelola keuangan

ilustrasi seorang wanita sedang memegang ponsel (pexels.com/Mikhail Nilov)

Teknologi memegang peran penting dalam cara kedua generasi ini mengelola keuangan, tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Millenial adalah generasi yang pertama kali mengalami transisi dari layanan keuangan tradisional ke layanan berbasis aplikasi. Mereka lebih nyaman menggunakan platform digital, seperti aplikasi perbankan online atau dompet digital, tetapi tetap menghargai interaksi dengan penasihat keuangan.

Di sisi lain, gen Z sepenuhnya tumbuh di era digital. Mereka tidak hanya mengandalkan aplikasi perbankan dan dompet digital, tetapi juga menggunakan berbagai aplikasi yang dirancang untuk investasi mikro, tabungan otomatis, dan pengelolaan anggaran. Gen Z lebih cenderung memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan efisiensi keuangan mereka, dan sering kali mengandalkan algoritma dan data dalam pengambilan keputusan keuangan.

Baik Millenial maupun Gen Z memiliki pendekatan yang unik untuk mengelola keuangan, karena dipengaruhi tantangan ekonomi, perkembangan teknologi, dan perbedaan nilai-nilai. Millenial, dengan pengalaman hidup yang penuh dengan ketidakpastian ekonomi, cenderung lebih berhati-hati dan terfokus pada kestabilan keuangan jangka panjang. Sebaliknya, Gen Z yang tumbuh di era digital, lebih fleksibel dan terbuka terhadap peluang investasi baru serta pendekatan pengelolaan uang yang lebih modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us