Tiga Saham Berpotensi Cuan di Tengah Bayang-Bayang Aksi Demonstrasi

- Sentimen global dan domestik mempengaruhi IHSG pekan lalu, termasuk aliran dana global yang melambat dan harga emas spot yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
- Potensi market pekan ini dipengaruhi oleh aksi protes dan gejolak pasar, dengan proyeksi IHSG cenderung melemah dalam sepekan mendatang.
- IPOT merekomendasikan saham ANTM, HRTA, dan SIDO sebagai pilihan investasi di tengah dinamika pasar yang sensitif pada aksi demo.
Jakarta, IDN Times - Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok akibat demonstrasi nasional, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) melihat peluang emas di tengah badai. Dengan foreign inflow masih mencapai Rp1,3 triliun pekan lalu, IPOT mengidentifikasi sektor-sektor yang justru akan meraup keuntungan dari ketidakpastian politik.
"Meskipun Jumat kemarin masih terlihat aliran dana asing masuk cukup besar di IHSG, tapi tidak menutup kemungkinan mereka balik arah karena efek ketidakpastian politik dalam negeri," kata Equity Analyst IPOT, David Kurniawan dalam pernyataan resminya, Senin (1/9/2025).
Untuk diketahui, sepanjang pekan lalu IHSG ditutup di level 7.830 atau melemah kurang lebih 0,36 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Pada masa pelemahan IHSG minggu lalu, investor asing melakukan pembelian (inflow) mencapai Rp1,3 triliun di pasar reguler.
Menariknya, pada pekan lalu IHSG sempat menyentuh area level tertinggi yaitu di level 8.023 pada 28 Agustus 2025, tetapi anjlok cukup dalam setelah efek demo dan ketidakpastian kondisi politik dalam negeri.
1. Sentimen yang mempengaruhi IHSG pekan lalu

Dari sisi sentimen, David menyebutkan dari global ada aliran dana global melambat dan investor berhati-hati terkait independensi Federal Reserve AS, setelah Presiden Trump berupaya memecat seorang Gubernur Fed. Alhasil, inflow ke dana ekuitas global menjadi turun.
Selain itu, harga emas spot melonjak hingga sekitar 3.448,5 dolar AS per troy ounce, mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ketidakpastian politik, seperti upaya penggantian Gubernur Fed oleh Trump mendorong investor mencari perlindungan lewat emas.
Sementara itu dari domestik, ada sentimen kepercayaan konsumen yang naik sedikit, yakni indeks keyakinan konsumen per Juli naik ke 118,1 dari 117,8 pada Juni. Sub-indeks ekspektasi menunjukkan perbaikan didorong oleh harapan peningkatan pendapatan dan peluang kerja.
2. Sentimen yang bisa mempengaruhi IHSG pekan ini

Berbicara tentang potensi market pada pekan ini, David menegaskan pelaku pasar akan fokus pada sentimen kunci, yakni aksi protes dan gejolak pasar.
"Demonstrasi mahasiswa dan pekerja mengenai gaji DPR, dana pendidikan, dan program makan sekolah berujung pada penurunan IHSG lebih dari 2 persen dan pelemahan rupiah hampir 1 persen. Bank Indonesia dan pengawas bursa perlu turun tangan untuk stabilisasi," ujar dia.
David pun memproyeksi IHSG cenderung melemah dalam sepekan mendatang karena market akan fokus pada dinamika demo dan pernyataan otoritas, termasuk langkah Bank Indonesia (BI) dan BEI atau OJK, agar tidak menyebabkan kepanikan di pasar keuangan. Trader dan investor juga harus mencermati level support penting IHSG 7.700-7.800.
3. Rekomendasi saham pekan ini

Merespons dinamika pasar yang pada saat ini sangat sensitif pada aksi demo, IPOT merekomendasikan sejumlah saham berikut ini kepada trader atau investor:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Harga komoditas emas kembali naik menyentuh all time high. Bahkan, pada Jumat pekan lalu saat IHSG bergerak turun, ANTM tetap tutup dengan candlestick yang sangat menarik. Dari sisi fundamental, berdasarkan kinerja semester I-2025, laba bersih ANTM naik 203 persen.
2. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
HRTA sebagai toko butik emas akan sangat diuntungkan dengan komoditas emas yang terus naik. HRTA juga dikabarkan akan bekerja sama dengan PT BRI Syariah Indonesia Tbk (BRIS) untuk membentuk BSI gold. Dengan kerjasama ini tentu akan memperluas pangsa pasar HRTA.
3. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Perbaikan data keyakinan konsumen memberikan indikasi konsumsi masyarakat masih terjaga dan SIDO sebagai produk yang dapat dikonsumsi harian akan lebih resilience terhadap kondisi ekonomi saat ini serta secara pergerakan harga saat ini SIDO cukup dekat dengan area support-nya.