[PUISI] Akhir Dari Hujan

Satu demi satu,
dua-tiga tetes
kemudian jutaan tetesmu
menyerbu hati ini yang sendu.
Dingin sekali,
bahkan sakit sekali,
kau memaksaku
untuk mengatakan Rindu.
Kemarilah Purnamaku
dan duduklah.
kuceritakan dua burung yang kuyup tapi masih saja bernyanyi.
aku cemburu,
sangat cemburu,
karena ternyata kau tak ada,
kau di sana bersamanya.
Ingin ku buang semua ini
tapi hujan tak bisa menghapusnya,
hanya sedikit membasahinya
bahkan begitu subur pada akhirnya.
Malang, 1 Maret 2017, 16.57