[PUISI] Berteduh

Aku berjalan pulang dengan langkah yang rapuh
Sisa hujan masih melekat di bahu yang lusuh
Patah hati membuat dunia terasa runtuh
Namun hidup memintaku terus tumbuh dan tumbuh
Di persimpangan sepi aku memilih berteduh
Bukan lagi pada janji yang pernah begitu utuh
Aku belajar menahan gemetar dan keluh
Menyusun ulang diri yang sempat jatuh
Tempat ini sunyi, tak banyak tanya dan tak runtuh
Ia tak memaksa luka cepat sembuh
Di sini aku bernapas, perlahan dan penuh
Membiarkan waktu merawat resah yang mengeluh
Dari patah yang telah lalu, aku belajar patuh
Bahwa bertahan juga bentuk paling jujur dari tubuh
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.


















