[PUISI] Di Ambang Pintu

'Ku pernah berkata
soal kita yang bersua
kelak bersama di janah
Kukira, bakal semudah itu
menghapus memori tentangmu
Namun, kenyatannya
Tiap 'ku berdiri di ambang pintu,
kakiku enggan melangkah jauh
'Tuk kesekian kalinya, aku patah
'Ku terjebak dalam rinai hujan
yang teteskan rindu di tiap cucurannya
Hanya saja, aku kalah pada angin
yang seolah bisikkan kata cinta
menggugah rasa dalam dada
Mungkin, sudah saatnya bagiku 'tuk pamit
Buat dirimu yang pernah singgah dalam kalbu,
maafkan namaku yang pernah mengotori lisanmu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.



















