[PUISI] Di Bahumu Aku Bersandar

Ini tentangmu, Ayah
Kau masih menjadi pemenangnya
Maaf aku jarang menyapa
Aku sedang tidak lupa padamu
Bagiku, kau tak pernah benar-benar pergi
Aku ingin terlihat bodoh dan tak dewasa
Dengan selalu mengenangmu
Aku ingin terlihat menyiksa diri
Dengan rindu yang kata mereka sudah tak seharusnya
Sekarang aku hancur bukan retak lagi
Ayah, bagaimana kalau kita beradu kembali?
Keras kepalaku makin menjadi
Aku butuh seseorang yang menandingi
Hidup ini ringan dan membosankan tanpamu
Dan salam hangat untuk cintamu, Ayah
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.