[PUISI] Hantu Tanah Sangkolan
Hamparan luas mentari pulau garam
Terbisik iming-iming sebuah hasutan
Rakyat terhantam ribuan rayuan
Wajah musam bercampur geram
Suara jelas akan penolakan
Saban hari gerombolan berdasi
Wekel sigap lakukan negosiasi
Bukan sekali bahkan berkali-kali
Mainkan ekspresi hingga senja hari
“Maaf tuan, kami tidak jual tanah warisan!”
Teriak mulut rakyat mengeluarkan api
Tanah kami simbol harga diri
Hidup mandiri lebih berarti
Daripada jadi pengemis di kemudian hari
Silakan pulang sebelum nyawa jadi taruhan
Wahai tuan gagah berdasi, kami butuh akan kedamaian
Bukan harta yang dipertuhankan
Mulia diri meski miskin materi
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.