[PUISI] Hari Kelabu setelah Ditinggalkan

Disematkan hari itu sebagai hari terberat baginya
Perihal ditinggalkan oleh yang begitu melekat di dada
Ia seolah terperangkap dalam kondisi yang membingungkan
Tapi wajah sendu harus disembunyikan agar yang lain tak tahu
Hari itu adalah hari terberat baginya
Walau tak ada tangisan meraung yang isinya menyesakkan dada,
Juga tak ada air mata yang tumpah meruah
Ia diam-diam terisak saat mentari sudah tak ada lagi
Tak ada jalan keluar bagi rasa sedih yang bertumpahan
Selain dirangkul dan dinikmati hingga waktunya berakhir
Maka, pergilah ia memberi ruang bagi rasa itu
Agar tak bertumpuk dan menjadi sesuatu yang merugikan sekitar
Doanya begitu pilu didengar penduduk langit
Isinya jauh dari pengaduan perihal alasan kesenduan
Ia hanya meminta diteguhkan dan ditangguhkan kakinya untuk berdiri
Serta diberi jalan keluar atas rasa-rasa yang tak tau mau dikemanakan
Lalu, perlahan isinya terdengar begitu menenangkan
Mungkin akibat pengikhlasan yang tumbuh pelan-pelan
Tanya-tanya yang memenuhi isi kepala, raib bersama isi doa yang dipanjatkan
Sungguh, proses penerimaan yang begitu elegan