[PUISI] Jangan Sampai Bunda Menangis

Entah sudah berapa tahun dari era reformasi
Mulai dari pergantian Pak Harto hingga kini Pak Prabowo
Mulai dari kata “Iseh penak jamanku, to?”
Hingga riuhnya perihal “Ndasmu etik”
Tak hanya kepemimpinan
Ruang manusia kini pun telah berubah
Sudah bukan perihal petak tiga kali empat lagi
Melainkan ruang cahaya yang selalu tergenggam di tangan manusia
Bunda, sudah siapkah kau menangis?
Jika lahir budak bangsat sebab ulah mata dan tangan yang sesat
Bersama gawai yang kau suguhkan tanpa awas
Entah mereka budak sawah, anak pejabat, atau buah hati konglomerat
Bunda, rasanya semakin miris, ya?
Normalisasi keburukan mengisi antologi tragedi pada kertas buram
Filterisasi tak seirama dengan jari lentik yang menari di atas papan huruf
Sudahkah tiba masa untuk siaga, Bun?