Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Jangan Sampai Bunda Menangis

Ilustrasi Menangis (unsplash.com/Ksenia Makagonova)

Entah sudah berapa tahun dari era reformasi
Mulai dari pergantian Pak Harto hingga kini Pak Prabowo
Mulai dari kata “Iseh penak jamanku, to?”
Hingga riuhnya perihal “Ndasmu etik”

Tak hanya kepemimpinan
Ruang manusia kini pun telah berubah
Sudah bukan perihal petak tiga kali empat lagi
Melainkan ruang cahaya yang selalu tergenggam di tangan manusia

Bunda, sudah siapkah kau menangis?
Jika lahir budak bangsat sebab ulah mata dan tangan yang sesat
Bersama gawai yang kau suguhkan tanpa awas
Entah mereka budak sawah, anak pejabat, atau buah hati konglomerat

Bunda, rasanya semakin miris, ya?
Normalisasi keburukan mengisi antologi tragedi pada kertas buram
Filterisasi tak seirama dengan jari lentik yang menari di atas papan huruf
Sudahkah tiba masa untuk siaga, Bun?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tika Nur Hasanah
EditorTika Nur Hasanah
Follow Us