[PUISI] Janji Malam

Mata tak kuat menahan genangan air
Awalnya ia kuat meski dijejal jeritan malam
Telinga pun merasakan hal yang sama
Gemuruh tangis itu tak bisa dibendung lagi
Paragraf maaf yang sering mereka bacakan
Kini mendapat respon dari Sang Penerima Ampunan
Tapi, kenapa langit masih menangis?
Bahkan, mentari pun masih susah temaram?
Wahai Pengampun,
Terimalah sebait diksi maafku malam ini
Sebagai tanda abadinya kasihku untuk-Mu
Aku berjanji
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.