Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kau yang Tabu

ilustrasi sendirian di kursi bawah pohon (pexels.com/Jeswin Thomas)

Pada mentari aku mengeluh
Berapa lama lagi luka hati ini akan pulih?
Pada senja aku mengadu
Berapa malam lagi aku lewati seorang diri?

Namun, takdir senang bermain denganku
Di langit jingga itu, mengapa hadir sosokmu?

Yang seakan datang menjemputku, untuk berlari dari kenyataan
Yang seakan memperbudakku, untuk terus berhalusinasi
Yang seakan memaksaku, untuk mengenyahkan fakta
Akan haramnya kita 'tuk mengikat cinta

Kau yang kalah oleh tradisi
Aku yang terhalang restu ayah bunda

Hingga terlihat rintik hujan berdatangan
Mengusir bayangmu dari angan indahku
Membuatku tersadar akan satu hal pasti
Yaitu tentang kau, kau yang tabu bagiku

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erika Putri Pradaniz
EditorErika Putri Pradaniz
Follow Us