dini hari melahirkan puisi
dan kau tatap lekat kata-kata itu
seperti tak rela kehilangan satu koma pun
sebab pikirmu, umur mereka lebih pendek dari helaan napas

dini hari melahirkan puisi
teramat banyak hingga kau kepayahan
menangkap dua tiga kata yang sekiranya tepat 
untuk sajak-sajakmu yang membosankan

dan ketika semua kata pergi
kau terbangun dari mimpi singkat yang tak berkesudahan
sementara kertas di mejamu bersih tanpa larik
terlambat lagi, pikirmu
puisi itu lari ke kepala penyair lain