[PUISI] Lihatlah Dunia yang Semestinya

Wajah nan menawan berpudar warnanya
Memelas mengharap secercah tawa di bibirnya
Ia sangat ingin menggeliat dalam diri
Namun, raganya tertawan dalam hening bisu
Yang kini membenamkan dirinya
Ia selalu bercermin pada harapan
Namun, harapan itu pun sirna tak berkesudahan
Hingga daksa ini rapuh nan rayuh
Dan seluruh jiwa ini pun tenggelam terbawa arus dinginnya kehidupan
Dalam kegelapan tak ada seorang pun yang membantu
Hingga raga ini tinggalah seorang diri
Terperangkap dalam fananya kehidupan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.