[PUISI] Luka Terburuk

Kumeratap tak mampu menegakan diri,
Bagai jiwa telah pergi, tersisa raga kosong tak berpenghuni.
Tak bergerak dari posisi, hanya pikiran yang lelah berlari,
Memikirkan dosa pada insan baik yang telah kusakiti.
Tak tahu harus seperti apa,
Tak tahu harus berbuat apa,
Hati hanya bisa memaki,
Pada si bodoh yang tidak menahu diri.
Inginku bisa mendekat,
“memperbaiki” niat ku ucap.
Namun ku sadar ku tak memiliki hak,
Karena ku sadar ku telah banyak merusak.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.